12

9.1K 426 9
                                    

Happy reading 💐

Jangan jadi silent reader dong.
Jangan lupa votmen ya.

Elang dan Sina menatap kearah Gabriel dan Darren secara bergantian dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Pah!? berarti yang kita dengar semalam suara Gabriel?." Gabriel mematung mendengar ungkapan Sina.

"Mungkin." Jawab Elang sambil memakan makanan nya, Elang sungguh tidak perduli dengan masalah itu lagi pula dia juga suka melakukan itu dengan istri nya Sina. Dasar akik-akik.

"Se-semalam bu-bunda dengar apa yang Gabriel...umm."

"Iya." ucap santai Sina "Kebetulan aja sih, soal nya pintu kamar kalian berdua gak ditutup jadi kedengaran suara itu nya." lanjut Sina sambil mengambil nasi.

"Udah makan, gak usah ngebahas itu."

"Itu sih papa yang harus cepat makan, kami bertiga mah gak kemana-mana."

"Pa!?." Elang menoleh "Umur Papa berapa sih?."

"Kenapa nanya gitu?."

"Umm.... Papa kayak keliatan masih muda."

"Sayang udah ah, jangan puji Papa terus. Aku cemburu."

Sina menahan tawa nya begitu juga dengan Elang.

"Iri yah? punya Papa lebih ganteng dari anak nya?." goda Gabriel dengan mengangkat kedua alisnya.

Darren mendekat ke arah telinga Gabriel "Mau ngedesah lagi." bisik Darren dan kini giliran Darren yang mengangkat kedua alisnya.

"Mah! Papa berangkat dulu ya." Elang berdiri mengambil tas nya dan mencium kening Sina. Romantis kali bah nih akik-akik.

.
.
.
.

Kini Darren dan Gabriel berada di ruang tamu sambil nge-bucin pasti nya.
Entah datang dari mana Sina langsung duduk di samping Gabriel.

"Darren?! semalam kamu pake pengaman kan?." Darren tidak langsung mengerti apa yang dimaksud bunda nya itu apa lagi Gabriel.

"Pengaman apa bund?."

"Kamu pake kon—."

"Ah! itu gak bund." sela Darren membuat Sina melotot melihat kearah Darren.

"APA!! KAMU NGGAK PAKE KON— EKHEM GILA YA KAMU!."

"Apaan sih bund!? cuma gak pake pengaman doang kok."

"Cuma kamu bilang!? hanya cuma!."

"Bunda kenapa sih takut banget aku gak pake pengaman? kayak Gabriel bisa hamil aja kalo aku gak pake pengaman."

"Kalo dia bisa hamil gimana?."

"Tinggal nikahin aja kan."

"Enteng banget mulut kamu tinggal nikahin aja."

"Gabriel cowok bund."

"Serah kamu lah." sumpah pengen banget tempelengin tuh om-om.

Gabriel yang masih duduk di situ menyaksikan perdebatan antara anak dan ibu nya.

"Udah ah bund, Gabriel tuh cowok mana bisa hamil." Gabriel mengusap lembut punggung bunda nya.

Headmaster [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang