17

4.9K 308 11
                                    

Happy reading🔥

Jangan lupa votmen ya.
Tolong jangan jadi silent reader.

"Permainan akan dimulai hari ini sayang~, bersiap-siap lah."

Terlihat seorang wanita menatap dirinya dari pantulan cermin full body milik nya dengan wajah liciknya.

"Gabriel, I'm coming." Ucap Sabrina dengan nada seram dan licik nya. Dengan senyum miring nya.

Sementara itu, Gabriel sedang menyiapkan pakaian yang ingin dia bawa.

"Handphone gue mana ya?." Gabriel mencari keberadaan handphone nya dan....

"Nah itu dia." Gabriel meraih handphone  nya dari meja samping ranjang nya.

ting.

1 notifikasi muncul di layar handphone nya, Gabriel melihat notifikasi itu dari orang tak dikenal karena penasaran Gabriel membuka pesan itu.

Gabriel mendapatkan sebuah foto, Gabriel menzoom foto itu melihat apa yang orang itu kirim, Gabriel sama sekali tidak mengerti apa maksud foto itu, dan siapa itu? Sabrina? dan itu....

"Darren...." Lirih Gabriel. Satu tetes air mata keluar dari sudut kanan nya. Sakit itu yang dirasakan oleh Gabriel, bukan apa Darren udah janji untuk gak deket-deket sama Sabrina, tapi itu apa?.

Gabriel mengeluarkan semua pakaian nya dari koper dan menyimpan nya kelemari.

"GABRIEL!!, Darren udah datang lohh!." Ucap Vina dari balik pintu.

"Suruh pulang aja mahh!!." Vina dari balik pintu menunjukkan raut wajah bingung.

"Jangan gitu dong sayang, Darren udah datang dari tadi lohh." Vina masih membujuk Gabriel walaupun ia juga bingung ada apa dengan Gabriel.

Tidak ada jawaban dari Gabriel, Vina turun dengan memainkan kedua jemari nya, Vina sangat gelisah, cemas, dan bingung semua itu bercampur menjadi satu, ia menghawatirkan anak nya.

Hati seorang ibu tidak akan pernah berbohong dan tau apa yang anak nya rasa kan walaupun tidak tau apa masalah anaknya.

"Gabriel nya mana mah?." Tanya Darren dengan beranjak dari duduknya menatap kearah Vina dengan tatapan bertanya dan ingin mendapatkan jawaban dari Vina.

"I-itu Gabriel nya gak mau turun Ren, sa-samperin gihh. Mamah takut Gabriel kenapa-napa Ren."

Darren mendengar itu langsung menuju kamar milik Gabriel, Darren sudah mengendor pintu namun tidak ada jawaban hal itu membuat Darren khawatir dan takut.

"Gabriel!, hey! buka dong pintunya, nanti kita telat lohh!." Hasilnya nihil Gabriel sama sekali tidak menjawab Darren.

Dengan terpaksa Darren mendobrak pintu kamar Gabriel.

.
.
.
.

Saka pagi-pagi sekali sudah berada di rumah Afgan, itu karena Afgan yang meminta untuk Saka datang pagi-pagi alasannya 'Bosan sendirian'. Alasan itu udah basi bagi Saka, setiap kali Afgan bilang bosen sendirian Saka sudah tau apa maksud Afgan.

"Lo minta gue datang ke sini karena bosen?." Afgan mengangguk, "Tolol gue juga bosen jadi nya di sini, mendingan kita kerumah Gabriel." Saran Saka namun mendapatkan gelengan dari Afgan dengan posisi paha Saka menjadi bantal untuk tidur.

"Terus kita ngapain? Anjirr." Afgan langsung beranjak dari tidurnya pergi kekamar nya, entah apa yang ingin Afgan ambil. Saka hanya bisa duduk diam di sofa.

Headmaster [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang