19

4.9K 290 12
                                    

Happy reading 💯

Jangan lupa votmen ya.
Please jangan jadi silent reader.


Tok... tok... tok...

"Sak?, lo ada didalam?." Tidak ada jawaban dari Saka, pintu rumah dikunci membuat Afgan tak bisa masuk biasanya Saka tidak akan mengunci pintu rumahnya.

"Sak, gua mau ngomong soal kemarin!."

cklek.

"Sak!." Afgan dengan sepontan memeluk tubuh milik Saka, Saka terdiam melihat itu.

"Maaf." Afgan melepaskan pelukannya.

"Sa—,"

"Stt.. gue tau lo mau ngomong apa, gue maafin kok, tapi untuk masalah hat—,"

Afgan menarik tubuh Saka mendekati dengan dirinya. "Untuk masalah itu lo gak usah jawab, yang penting lo udah maafin gua sak."

"Lo motong omongan gue gan!," Afgan tersenyum.

"Ya udah lanjutin.."

"Untuk masalah hati gue memang belum bisa jawab, tapi gue bakalan berusaha untuk ngebuka hati gue." Afgan semakin mempererat memeluk pinggang Saka.

"Thanks Sak, gua bakalan berusaha ngebuka hati lo."

"Dari tadi lo meluk pinggang gue njing."

"Sengaja, biar romantis." Saka melepaskan tangan Afgan yang melingkar di pinggang nya.

"Huekk..."

"Jalan-jalan?." tanya Afgan dan dapat anggukan kecil dari Saka.

Afgan menggenggam tangan Saka dengan erat.

"Gan! pelan-pelan njing!."

Kini Afgan dan Saka berada di mall karena hari weekend mall terlihat ramai banyak pengunjung yang datang.

"Ambil apa yang lo mau."

"Serius?." Afgan mengangguk dengan tersenyum tipis. Saka berlari dengan cepat mengambil banyak barang dari mulai makanan-minuman.

Afgan melihat itu menggeleng kecil dan tersenyum melihat tingkah Saka.

'Ternyata lo lucu juga sak.'

Troli Saka sudah penuh oleh makanan dan minuman. Mereka harus mengantri karena mall sedikit ramai.

"Gan," Afgan hanya berdehem "habis ini ke Time Zone yuk!, boleh ya."

"Apa pun buat lo."

'Kesan nya kok gue jadi matre ya. Bodoh lah.'

Sekarang Afgan dan Saka ada di Time Zone setelah selesai belanja di mall terlihat dikedua tangan Afgan terdapat banyak paper bag.

Saka selalu menarik tangan Afgan saat melihat permainan yang menarik dimata nya tidak perduli dengan tatapan orang-orang yang berada di tempat itu, yang seharusnya permainan itu dimainkan oleh anak-anak tapi tidak diperdulikan oleh Saka. Yang penting mah happy.

Headmaster [BL]Where stories live. Discover now