29

1.6K 122 12
                                    

Happy reading 👑

"Halo brother!." Gabriel sudah sampai disekolah, Darren mengizinkan Gabriel untuk sekolah walaupun dengan berat hati.

Gabriel melihat kedua temannya yang duduk dikantin, Gabriel mendudukkan dirinya disebelah Saka.

"Acieee..!! yang baru jadian." Goda Gabriel dengan menyenggol lengan Saka.

"Apaan dah! gak jelas." Saka menatap Gabriel datar.

"Jangan lupa pj nya ya!." Lagi-lagi Gabriel menyenggol lengan Saka.

"Pj pj palak bapak kau, waktu lo jadian sama Darren aja gue minta pj lo gak ngasih! huuu." Gabriel hanya cengengesan.

Gabriel mendekat ke arah telinga Saka "Enak gak Sak semalam?."

"Apaan! dari kemarin lo ngomong gak jelas anjirr!." Saka menjauh dari Gabriel mendekatkan diri ke Afgan.

"Gak jadi Gan?." Tanya Gabriel melirik Afgan.

"Gak." Jawab Afgan dengan Gabriel yang membentuk kan mulutnya seperti 'O' sebagai tanda paham.

"Lo bedua kenapa sih! gak jelas anjirr dari kemarin!." Saka benar-benar kesal dengan kedua temannya— eh satu temannya dan kekasihnya itu, Saka tak mengerti apa yang dibicarakan oleh keduanya.

"Gak ada."

brak!

Saka beranjak pergi dari situ dengan kasar dan cepat, "Sana kejar! ah elah diam-diam bae lo! gak peka banget sih jadi cowok!." Gabriel mendorong tubuh Afgan agar mengejar Saka.

"Semua cowok sama aja! gak ada peka-peka nya!." Gumam Gabirel sedikit kesal.

'aku membenci mu Gabriel!.'

.
.
.
.

"Jadi selama ini teh orang yang saya cari-cari ada didekat saya?." Gumam Faisal sembari menatap foto yang sedari tadi ia pegang.

"Tapi saya teh gak boleh gegabah, saya harus pastiin dulu kalo den Gabriel teh keponakan saya." Gumam Faisal lagi, dirinya harus memastikan terlebih dahulu sebelum bertindak.

Bahu melonggar, nafas yang tertahan akhirnya dilepaskan dalam hembusan panjang dan tenang, dirinya merasa sedikit lega. Senyum juga terukir di sudut bibirnya.

.
.
.
.

"Kali ini rencana aku harus berhasil," ucap Sabrina sambil menatap dirinya di cermin dengan raut wajah yang penuh benci.

"Mungkin yang kemarin gagal tapi, tidak untuk kali ini." Sabrina mengusap wajah pantulan nya.

"Bos, apa rencana nya akan dilakukan sekarang?."

"Ya, setelah pulang sekolah."

"Gue Sabrina fianka gak akan pernah menyerah sebelum tujuan gue tercapai!."

.
.
.
.

"Saka? hey kenapa eum?." Afgan memegang dagu Saka.

Headmaster [BL]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt