15

5.1K 302 14
                                    

Happy reading 👌🏻

Jangan lupa votmen ya.
Pliss jangan jadi silent reader.

"Bagaimana keadaan pasiennya dok?."

"Keadaan pasien sudah membaik ia telah berhasil melalui keadaan keritis nya."

Gabriel menghela nafas panjang merasa lega mendengar ungkapan sang dokter yang menyatakan pria itu baik-baik saja. Dan dokter meninggalkan Gabriel yang masih berdiri didepan pintu rumah sakit.

Tringg.. Tringg..

"Halo? Kenapa?."

"Kamu kemana aja? aku telfon gak diangkat, aku chat gak di bales. kamu kemana?."

"Aku dirumah sakit, handphone aku mati."

"Ouhh dirumah sak— Eh! sayang kamu sakit? Kenapa gak bilang? kamu sakit apa sayang? gak parah kan? kamu dirumah sakit mana biar aku susul."

"Tanyanya satu-satu dulu.., aku jadi bingungkan mau jawab yang mana!."

"Huftt... kamu sakit?." Darren mendapat jawaban tidak dari Gabriel.

"Terus kamu kenapa kerumah sakit sayang?." Gabriel menjelaskan dari awal mula ia bertemu pria itu sampai ia menolong pria itu dengan mendonorkan darahnya.

"Kamu pulang ya, aku jemput."

"Gak usah!, aku tunggu orang itu sadar dulu." Terdengar helaan nafas panjang Darren.

"Nanti aku telfon kamu kalo aku udah mau pulang."

"Hati-hati ya, much!."

"Oke, much!."

TUT.

.
.
.
.

"Darren!!?." Terdengar teriakan seorang wanita berparas cantik dengan wajah itali. Tau siapa?

Darren yang mendengar teriakkan dari luar beranjak dari tempat tidur nya Darren sangat familiar dengan suara itu dalam hati nya dia sudah menebak orang itu dan ya dugaan nya benar, yang datang Sabrina.

Darren membuka pagar rumah nya dan saat sudah dibuka Sabrina langsung memeluk Darren, tentu Darren risih dengan pelukan nya Sabrina memeluk Darren dengan sangat erat.

"Aku kangen kamu Ren." Lirih Sabrina.

Lirih Sabrina tidak didengar oleh Darren saat sudah puas memeluk Darren Sabrina melepaskan pelukannya.

"Ren! jalan yuk!."

"Gue sibuk!." Darren meninggalkan Sabrina yang melihat Darren dengan wajah sok cute.

.
.
.
.

"Pak? kepala nya masih sakit?."

"Ungh.. Sedikit nak." Pria itu ingin mendudukkan tubuhnya tapi tidak diperbolehkan oleh Gabriel.

Gabriel meraih saku belakang celana nya terlihat sebuah dompet yang Gabriel ambil saat menolong pria itu dari tabrakan yang membuat dirinya kehilangan banyak darah.

"Ini pak dompet nya, tadi saya buka untuk lihat KTP bapak untuk Administrasi."

Pria itu bernama Faisal bagustinus yang kerap disapa Faisal usia nya 37 tahun meskipun usia yang sudah tua wajah nya masih sangat muda dengan kulit sawo matang dan rambut sedikit ikal.

"Ah, terima kasih nak." Gabriel tersenyum menampakkan gigi rata nya.

"Pak? kalo saya boleh tau bapak mau ke  mana?." Tanya Gabriel karena melihat tas lumayan besar yang dibawa pak Faisal.

Headmaster [BL]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu