Chapter 5 🌻

952 129 33
                                    

" hari ini aku ada perjalanan bisnis ke Swiss selama satu minggu. Apa kau tidak masalah jika aku meninggalkan mu sendiri di sini?" Mew bicara di meja makan.

" lama sekali. Tidak biasanya perjalanan bisnis mu sampai satu minggu seperti itu."

" ada masalah dengan pembangunan proyek di sana."

" apa tidak bisa di percepat saja."

" satu minggu adalah waktu yang cukup singkat bagi ku. Mungkin jika masalah di sana belum teratasi aku harus memperpanjang masa tinggalku di sana."

" haahh.. malangnya nasib ku menjadi seorang istri pembisnis besar ini. Selalu saja di tinggal sendirian seperti ini."

" sayang,,, mengertilah. Ini semua demi masa depan kita."

" aku mengerti, kapan kau akan pergi."

" lusa. Lusa aku akan pergi."

" baiklah. Aku akan mengemas beberapa pakaian yang akan kau pakai selama di sana."

" terima kasih sayang, kalau begitu aku pergi. Chu~" kecupan di kening Davika.

" hati-hati!!"

" emm.."

Mew pergi meninggalkan Davika di meja makan seorang diri.

" jika saja kita memiliki anak. Pasti hidupku tidak akan kesepian seperti ini, Mew." Memandang ke arah taman di rumah yang begitu sangat besar.

Davika membayangkan bagaimana bahagianya ia bisa bermain dengan anak-anaknya bersama Mew di taman besar rumah mereka. Suasana itulah yang selalu Davika idam-idamkan selama ini.

Namun takdir berkata lain, dirinya tidak di berikan kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki seorang anak hingga membuat hidupnya terasa begitu sunyi dan suram.

Di sisi lain, Kana yang baru saja selesai mandi di bantu oleh Maid yang sudah menjaganya sejak ia kecil di kagetkan dengan ketukan pintu kamarnya.

" permisi tuan muda. Ada seseorang yang sedang menunggu tuan muda di ruang keluarga."

Kana yang tengah bercermin pun menolehkan kepalanya.

" siapa mbok."

" saya tidak tau tuan muda. Orang itu tidak ingin menyebutkan namanya. Tapi dari penampilannya sepertinya ia orang kantoran."

" siapa sih yang datang pagi-pagi begini."

" saya tidak tau tuan muda."

" aku akan turun menemuinya, tolong bantu aku."

" baik tuan muda."

Maid berusia 45 tahun pun mulai membantu Kana, memapah tubuh mungil itu untuk turun menemui orang yang ingin bertemu dengannya.

Dengan sangat hati-hati Kana mulai berjalan menuruni anak tangga menuju ruang keluarga.

" loh presdir?" Kaget Kana melihat Mew di sana.

Mew pun menolehkan kepalanya melihat ke arah Kana yang tengah di papah oleh seorang Maid.

" mbok sudah, saya bisa sendiri. Tolong buatkan minum untuk bos besar saya."

" baik tuan muda, saya permisi."

Dengan perlahan Kana mendudukan bokongnya di sofa. Mew melihat dari aras kepala hingga kaki penampilan Kana saat di rumah dan kantor sangatlah berbeda.

Kana yang memakai celana pendek selutut memperlihatkan betis dan paha indah serta mulusnya di hadapan Mew. Itu sangat sempurna bagi Mew. Kulit seputih susu tanpa cacat menjadi pusat perhatian Mew.

Surrogate Mother || MewGulfWhere stories live. Discover now