Chapter 21 🌻

906 118 26
                                    

Di rumah sakit kini Kana, Tay dan Noah sedang menunggu informasi dari dokter yang masih menangani Mew di dalam ruang operasi.

" kak Tay. Bagaimana ini hiks.. suamiku ada di dalam sana. Seharusnya Kana tidak ada di dalam kehidupan presdir dan Nyonya Davi, bukan?! Hiks hiks.. Kana merasa bersalah sudah menjadi duri di dalam kehidupan mereka hingga presdir menjadi seperti ini. Hiks hiks.." khawatir Kana.

" tenangkan dirimu. Semua akan baik-baik saja. Presdir akan baik-baik saja. Jika kau seperti ini terus, Noah akan semakin curiga dengan keadaan saat ini. Kau jangan menyalahkan dirimu sendiri seperti ini. Ini semua bukan salahmu. Ini sudah takdir yang di tuliskan oleh Tuhan di dalam garis kehidupanmu. Sudah cukup menyalahkan dirimu sendiri seperti ini."

Kana melirik kearah stroler yang mana Noah masih terlelap dalam mimpi indahnya di sana.

" hik hiks.. Noah hiks hiks.. maafkan Buna sayang hiks hik.. seharusnya Buna tidak keras kepala saat sedang mengandung mu dan tidak melarikan diri saat itu. Mungkin sejak lama kau akan merasa bahagia dengan keluarga mu yang sesungguhnya. Maafkan Buna sayang, Buna sudah terlalu egois ingin memilikimu seutuhnya yang bukan milik Buna. Hiks maafkan Buna sayang." tangisan pilu penyesalan Kana.

" Sudah cukup bicara hal seperti itu!! Kau adalah ibunya dan kau berhak untuk bahagia bersama putramu dan juga presdir yang sudah menjadi suami mu. Sudah cukup memikirkan wanita itu. Noah sudah bahagia dengan keluarganya yang sesungguhnya yaitu kau dan juga presdir. Cukup untuk bicara hal yang tidak penting seperti ini. Yang harus kau lihat saat ini adalah masa depan dan tinggalkan masalalu mu yang menyakitkan. Apa kau mengerti maksud ku?!!" Tay sedikit menaikkan nada bicaranya.

" hiks hiks.."

Tay merasa bersalah karena sudah menaikkan nada bicaranya dan kembali mencoba menenangkan adiknya.

" maafkan aku. Aku harus tegas padamu tentang masalah ini. Kau berhak bahagia. Stop untuk mengutuk dirimu sendiri, Kana."

" hiks hiks.."

" keluarga pasien."

Kana melepaskan pelukannya dari Tay saat mendengar suara seorang pria berpakaian medis lengkap keluar dari ruang operasi.

" saya istrinya dokter. Bagaimana keadaan suami saya." Panik Kana.

" Kana,, tenanglah." Tay merangkul bahu adiknya.

" pasien baik-baik saja. Hanya mendapat goresan kecil di bagian perut sebelah kirinya dan untung saja pasien sudah mempersiapkan diri dengan memakai alat pelindung di tubuhnya sebelum kejadian penusukan ini menimpa dirinya."

" tapi bagaimana darahnya bisa sebanyak itu dokter." Bingung Kana.

" tentang darah itu, eem... sebaiknya Anda bicara saja pada suami Anda sendiri tuan."

" Apa dia membohongiku?"

" jangan berpikir yang tidak-tidak seperti itu. Kita dengar penjelasannya dari presdir dan jangan mengambil kesimpulannya seorang diri seperti ini."

" dia sudah membohongi ku?! Kak Tay tau betapa aku merasa khawatir akan keadaannya saat ini, rasanya diriku benar-benar bodoh sudah di bohongi olehnya hiks hiks.." sedikit berteriak.

" tuan. Tenangkan diri Anda. Saat ini Anda sedang berada di rumah sakit dan suara Anda bisa membuat pasien yang ada di rumah sakit ini menjadi terganggu."

" maafkan saya dokter. Saya hanya kesal saja pada suami saya. Sekarang! Dimana suami saya dokter."

" pasien masih ada di dalam ruang operasi. Perawat akan membawa pasien menuju ruang rawat inap."

Surrogate Mother || MewGulfWhere stories live. Discover now