17. En' Ecs

1.4K 240 41
                                    

5 kata dari toscamelon: hujan, datang, payung, bareng, tembak

Choi Hansol membuang ludahnya, berhadapan dengan Xiao memang tidak mudah. Sudah berselongsong peluru ia habiskan sia-sia dan pria di seberangnya masih berdiri dengan kokoh. Dirinya sendiri sudah dibasahi air hujan bercampur bau anyir darahnya sendiri.

"Menyerah saja. Mau berpuluh peluru kau luncurkan padaku percuma. Nyawaku tertancap dalam dan tembakan tidak membantu mencabutnya, kau tahu?"

Hansol meringis dan mundur selangkah, kemeja yang menutupi bahunya sudah sepenuhnya merah dengan darah.

"Rahasianya Zhou Jieqiong, bukan?" Hansol tersenyum samar.

Xiao yang tadinya akan menebaskan pedang panjangnya mengurungkan niatnya dan mengangkat kepalanya, sedikit kaget.

"Darah wanita dewasa muda dari China yang bercampur dengan air danau Jinyang adalah perpaduan sempurna untuk ritual kebangkitan iblis, kan?"

Xiao masih mematung di tempatnya sementara Hansol mundur selangkah dan jatuh terduduk bersender pada pohon besar. Hansol harus mengulur waktu sampai Adachi Yuto, shaman dari Jepang datang membawa penawar racun duri mawar yang menusuk hampir seluruh warga desa.

"Tepatnya wanita dewasa muda dari China yang kau lihat pertama kali di hujan jam empat sore. Tak heran kau memperlakukannya dengan sangat baik bahkan membuatnya jatuh cinta."

Hansol menelan ludah bercampur darahnya. Lima menit. Lima menit berharga hingga shaman Yuto datang membawa penawar.

"Sayangnya, entah kau yang tidak cukup pintar, atau Jieqiong yang masih punya kewarasan. Apa kau bahkan sadar wanita itu telah terbang jauh meninggalkan Korea pagi ini?"

Xiao tertawa, membuat angin berhembus kencang. Sial. Hansol tidak mengharapkan tawa Xiao, karena itu berarti hal yang buruk akan terjadi. Lalu sebuah pemandangan, yang dalam waktu bersamaan membuatnya lupa rasa sakitnya juga mengundang rasa sakit yang lain, mengejutkannya.

"Maksudmu wanita ini? Dia tidak terbang, aku membuatnya melayang."

Xiao tidak salah. Zhou Jieqiong memang melayang. Dia adalah tubuh mati yang melayang. Hansol bergidik ngeri melihat wajah Jieqiong yang tak berbentuk seperti habis dicabik, ditambah wajah Xiao tertawa membuat siapa saja tahu dia bukan manusia biasa.

Tunggu, manusia? Apa dia—

"Kau benar, Hansol. Aku sang iblis."

Sialan. Hansol tak henti memaki dalam hatinya. Harusnya ia sadar bahkan saat dulu Xiao bilang iblis tidak memerlukan ritual apa-apa tapi iblis yang membuat-buatnya. Vernon tahu dalam hitungan detik dirinya akan musnah dari dunia.

Lalu sebuah tangan kecil menepuk pundaknya pelan. Tuhan senang sekali memberinya kejutan hari ini, mulai dari Xiao berubah jadi jahat, lalu jadi iblis, lalu warga desa dengan duri mawar, lalu Zhou Jieqiong. Kini Kim Yewon berdiri di sampingnya dengan payung yang diulurkan melindungi mereka berdua dari terpaan air hujan.

"Ye— Yewon? Apa? Kenapa kau di sini?"

Xiao menghempaskan tubuh Jieqiong entah ke mana dan tertawa khas iblis yang dulu waktu kecil sering Vernon dengar. Tidak. Jangan sampai.

"Kim Yewon. Akhirnya kau datang juga."

Astaga. Vernon berucap dalam hati. Berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya. Apa Yewon aliansi iblis yang ia cari selama ini? Apa Yewon tumbal selanjutnya? Atau apa Yewon akan mengorbankan dirinya?

"Daripada darah wanita China, aku lebih memilih darah wanita keturunan ketiga shaman asli dari desa. Bukankah kau sudah membacanya saat berumur 10 tahun? Itu dapat membuat kekuatan iblis jadi berlipat ganda. Ditambah gadis itu cinta pertamamu. Bukankah sangat menyenangkan?"

Little Little | Vernon × Umji ✔️Kde žijí příběhy. Začni objevovat