30. Beautiful

852 158 23
                                    

Enak tuh baca sambil dengerin Beautiful-nya Baekhyun.

*****

Umji berkutat dengan soal di hadapannya, namun pikirannya menjelajah ke mana-mana. Pandangan Umji beralih dari para cheerleader yang sedang menari di bawah sana– lapangan, kepada lelaki yang sibuk dengan rumus-rumus di seberangnya. Choi Hansol, atau teman-temannya memanggilnya Vernon.

"Umji? Kalau yang ini pakai rumus yang mana? Aku pakai rumus ini tidak ketemu."

Pertanyaan lelaki itu memaksa Umji untuk hengkang sebentar dari dunia imajinya dan membuatnya memutar otak mengingat satu dari ratusan rumus yang sudah dipelajarinya selama delapan belas tahun hidup.

"Oh, begitu."

Setelah Vernon berkutat dengan soal kembali, Umji juga kembali menatap jendela dan ramai riuh lapangan. Seekor kupu-kupu berwarna biru asik menempel di jendela, membuat Umji tersenyum tipis karenanya. Indah.

"Kupu-kupunya indah, ya? Cocok sekali dengan bunganya."

Umji mengalihkan pandangannya bergantian pada kupu-kupu, Vernon, dan bunga lonceng biru dalam pot kecil pemberian Vernon yang ia letakkan di atas mejanya. Indah.

Ia memerhatikan Vernon yang kembali sibuk dengan matematika. Indah. Vernon sangat indah, baik secara fisik maupun jiwanya. Entah sejak kapan rasa suka yang dulu tumbuh sejak pertama bertemu di masa orientasi berubah jadi rasa iri atas 'kecantikan' Vernon.

Vernon adalah jiwa yang bebas. Ia punya banyak teman, disukai banyak orang, bebas berbicara dengan siapa pun, dengan mudah menebar senyum pada siapa saja, tidak segan masuk ke dalam lingkaran-lingkaran pertemanan untuk membaur tapi tidak melebur. Umji sebaliknya, ia berbeda kutub dengan Vernon.

Teman Umji memang banyak, tapi hanya segelintir orang terdekat Umji yang tahu perjuangan Umji mengenal teman-temannya. Latihan sehari semalam, keringat dingin, bicara terbata, semuanya sering dialami Umji saat bertemu orang baru.

Umji berharap ia bisa jadi 'secantik' Vernon. Tidak. Bahkan ia berharap jadi lebih cantik dari bunga lonceng biru atau kupu-kupu di kanan kirinya.

"Apa ada sesuatu atau seseorang yang mengganggumu?"

Vernon yang telah menyelesaikan soal matematikanya menatap Umji sedikit khawatir. Umji bukan tipe wanita yang dengan mudah mencurahkan isi hatinya pada orang lain. Tapi hari ini Umji tersenyum sambil berkata pelan,

"Aku iri padamu."

"Iri kenapa?"

"Kamu sangat cantik."

Vernon biasanya tertawa, tapi tidak jadi mengingat ada sedikit nada kesedihan dalam ungkapan polos gadis di hadapannya.

"Kamu juga sangat cantik."

Kalau biasanya Umji selalu merona mendengar godaan Vernon, kali ini Umji hanya tersenyum kecil. Kesedihan terlihat jelas di matanya.

Vernon menghela nafasnya, memikirkan perkataan yang tepat untuk menanggapi sikap Umji.

"Kamu, bunga, kupu-kupu, cheerleader di lapangan. Mereka semua sangat indah."

Vernon tentu sadar Umji sedang ada di titik terendahnya. Kalau hanya segelintir orang yang tahu kekhawatiran Umji, Vernon salah satunya.

"I want to be as beautiful as you, Vernon."

Lalu mereka diam beberapa menit. Umji memainkan pot bunga lonceng biru di meja dengan jarinya dan memutar-mutarnya seakan menelusuri keindahan bunganya. Sedangkan Vernon tak lepas menatap Umji.

"You know, Ji? If I must describe the word 'beautiful' in front of class, I would gladly describe you."

Vernon berpindah duduk di samping Umji. Umji tertawa kecil, tapi berbeda, ada bulir air keluar dari kedua netranya. Umji berbisik. Yang pasti didengar Vernon karena mereka hanya berdua di kelas.

"Apa yang bisa kamu hubungkan dengan kedua kata itu? Umji and beautiful."

Umji yang menyadari air matanya menetes buru-buru menghapus air matanya dan membereskan bukunya. Ia melirik Vernon sekilas yang masih menatapnya dengan intens. "Umm... maaf ya, Vernon. Aku kelelahan jadi melantur. Sepertinya hari ini sampai sini dulu."

Umji sudah berdiri saat Vernon menggenggam lengan Umji dan menariknya duduk kembali. "Kamu tahu kenapa aku bisa jatuh cinta padamu?"

Pertanyaan itu memaksa Umji untuk menatap Vernon ragu.

"Gadis yang menyapaku pertama kali saat menginjakkan kaki di sekolah ini, walaupun dengan terbata-bata, dia sangat lucu. Satu-satunya perempuan yang menatapku polos di saat perempuan lain menatapku dengan mata berbinar, dia sangat manis. Wanita yang bukannya marah tapi malah mengkhawatirkanku saat aku terlambat dua jam dari janji, dia sangat berharga."

Vernon menghapus air mata Umji yang keluar kembali.

"Satu-satunya orang yang tidak tersenyum meledek saat aku dipanggil kepala sekolah, dia sangat baik. Gadis yang tidak tidur semalaman demi menyiapkan pesta kejutan untuk guru kita atau membungkus hadiah untuk anak-anak panti, dia sungguh berdedikasi. Perempuan yang sabar menghadapi laki-laki yang selalu kabur tutor, dia sangat cantik."

Vernon menghela nafasnya. Tangannya masih menggenggam kedua tangan Umji.

"Wanita yang selalu kuberikan bunga dalam pot, dia sangat indah. Jauh lebih indah dari bunga-bunga itu sendiri."

Umji menatap ke mana saja selain Vernon, berusaha menghentikan air matanya yang terus mengalir sebelum Vernon menariknya ke dalam pelukan. Vernon membiarkan dadanya meredam suara tangisan keras yang dikeluarkan Umji sekarang.

Ruang kelas itu lengang, meninggalkan suara tangis Umji dan tangan Vernon yang terus mengusap rambut Umji. Vernon akan tetap di sisi gadisnya dan membimbingnya perlahan untuk jadi wanita yang menerima segala keindahan yang ada pada dirinya.

Vernon tidak pernah ragu mengatakan beribu kata yang mencerminkan keindahan Umji, karena ia tahu pasti keindahan tidak pernah salah memilih Umji sebagai cerminnya.


∞∞∞∞∞


Cerita ini terinspirasi dari salah satu paragraf fanfiction svtgf di Asianfanfics yang buat mau nangis pas bacanya.

Karena pada dasarnya, semua perempuan itu cantik, juga punya insecurities masing-masing. Jadi kalau kamu nemu cewek secantik Bae Suzy tapi masih rempong bilang dirinya jelek, bisa jadi insecurity-nya jauh lebih tinggi dari kamu yang mukanya pas-pasan menurut kamu.

Karena pada dasarnya, semua laki-laki punya kriteria sendiri buat nentuin cantik enggaknya perempuan di deket mereka. Jadi, jangan fokus ke fisik terus, mungkin aja doi lagi nyari suatu karakter yang unik dalam diri kita.

Anyway jangan lupa kritik dan sarannya! Janlup juga besok Red Velvet up with Joshua hehe. Have a nice day!


Reposted: August 2020

Little Little | Vernon × Umji ✔️Where stories live. Discover now