21. Vernon's Attempt #3: A Date

964 222 21
                                    

"..., dibawa kencan ke tempat-tempat menyenangkan..."

*****

Umji keluar dari rumahnya dan mendapati Vernon duduk di tangga terasnya menatap Umji sambil tersenyum lemah.

"Kenapa?"

Umji mendudukkan dirinya di samping Vernon dan mendekap dirinya sendiri. Angin musim semi cukup kencang berhembus sore ini.

"Uangku habis kemarin dipakai untuk bayar jersey bola dan blazer dance."

"Oh..."

"Harus hemat. Jadi minggu ini gak ada bunga dulu, ya."

Umji sedikit tersenyum sambil menaikkan pundaknya. Tandanya terserah. Sejak satu bulan lalu Vernon rutin mengirimi Umji bunga kecil dalam pot setiap minggunya. Itu berarti sudah hampir dua bulan perjuangan Vernon menaklukkan hati Umji.

"Gak bisa jalan-jalan juga."

"Bisa." ucap Umji spontan yang membuat Vernon mengalihkan pandangan dari jalanan ke wajah Umji.

"Jalan-jalan kan gak harus pakai uang. Jalan keliling komplek juga namanya jalan-jalan."

"Jadi kamu mau kuajak jalan-jalan?"

Umji mengangguk-angguk seadanya sebelum sadar apa yang telah ia perbuat. Tapi Vernon sudah tersenyum lebar penuh harap.

"Artinya kita kencan hari ini?"

"Eh...?"

Umji menatap Vernon bingung, sementara Vernon masih tersenyum, menunggu jawaban Umji.

"Bukan kencan! Namanya jalan-jalan saja."

Tapi senyum Vernon tidak juga memudar. Jelas saja, selama hampir enam minggu strategi pendekatannya dengan Umji, mana mau perempuan itu diajak kencan dengan mudah tanpa berkali-kali penolakan.

Tanpa basa basi, Vernon langsung menggandeng Umji keluar pagar.

"Aduuh, jangan cepat-cepat. Mau ke mana, sih?"

Vernon mengurangi kecepatan jalannya dan mensejajarkan langkahnya dengan Umji, masih sambil bergandengan.

"Maaf, maaf. Terlalu semangat. Ke taman TK aja. Gratis."

"Hah???"

Mungkin Vernon sudah gila. Taman TK di Sabtu sore biasa jadi tempat pacaran tetangga sekaligus teman-teman sekampusnya. Makanya dari dulu Vernon dan Umji selalu ke sana di hari kerja, bukannya di malam Minggu.

"Kenapa?"

"Nanti banyak yang lihat."

"Jadi malu kelihatan denganku?"

"Aduh, bukan gitu."

Vernon berhenti berjalan lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Umji dan tersenyum menggoda. "Apa... maunya berduaan saja, ya?"

"Ih, Hansol!"

Umji melepaskan genggaman tangannya dengan Vernon, sekaligus menjauhkan diri dan berbalik arah bersiap pulang. Untung Hansol sigap dan langsung menghalangi sekaligus menggenggam kedua tangan Umji lagi.

"Eh, iya, maaf. Bercanda doang tadi. Ya udah, mau ke mana?"

Umji tidak menjawab, perlakuan Hansol malah membuatnya tertegun dan mengingat kalimat nasihat Sinbi minggu lalu.

"Lebih dari sebulan? Waaahhh daebak! Kalau menurutku ya, Ye, dia benar-benar serius sama kamu. Coba lihat, dulu dia ngejar mantan-mantannya dan mantan gebetannya paling lama sepuluh hari langsung terbang ke target lain kalau gak digubris. Kamu kan juga udah suka dari lama, apa salahnya sih diterima? Nanti nyesel, loh kalau dilepas."

Karena Umji tidak menjawab, Vernon kembali menggandeng tangan Umji dan mengajaknya berjalan.

"Tenang. Kita gak akan ke taman TK. Keliling kompleks aja. Namanya juga jalan-jalan, ya kan?"

Umji memutuskan untuk mengangguk saja dan mengikuti langkah kaki Vernon. Sejenak Umji melupakan hatinya yang berdebar tiap ada di dekat Vernon dan terbawa obrolan Vernon yang mengomentari setiap rumah yang mereka lewati, entah bangunannya atau pemiliknya. Sebaliknya, perasaan Vernon semakin membuncah, ia semakin yakin Umji adalah wanita yang tepat, yang selama ini ia cari.

"Han, kamu yakin gak mau nyerah aja?"

Umji menatap Vernon yang sedang memakan porsi besar sup iga sapi di lapangan dekat rumah mereka. Di spanduk foodtrucknya tertulis, yang bisa makan porsi super akan dapat sepuluh kupon gratis berlaku selamanya. Lumayan bisa dipakai kalau tidak ada uang, jadi Vernon berniat menghadapi tantangan dan mendapatkan kuponnya.

"Kan sudah kubilang, Ye. Mulai sekarang— gak, sejak hari pertama aku ajak kamu pacaran aku udah bilang aku gak— akan berhenti sebelum kamu mau terima aku. Jangan disuruh nyerah terus— dong. Ini pertama kalinya aku bener— bener suka sama seseorang. Masa belum juga mulai udah nyerah?"

Umji tertawa, habisnya Vernon bicara diselingi juluran lidah karena kepedasan. Oh iya, sup iga sapi pedas super besar.

"Bukan. Maksudku yakin gak mau nyerah makan sup iganya? Nanti sakit perut, lho."

Vernon hanya bisa menjawab 'Oh' dengan muka yang memerah, separuh karena kepedasan, separuh karena malu. Tinggal kuah, Vernon segera mengangkat mangkuk sup dan menghabiskan isinya dalam sekali teguk.

"YASSSSSS!!!! HABISSS!!!!"

Pemilik foodtruck menatap Vernon dengan takjub. Dasar anak muda zaman sekarang, apapun dilakukan demi cinta. Eh, demi gratisan maksudnya.

Pada akhirnya Vernon dapat 15 kupon, kata pemilik foodtrucknya bonus untuk pacarnya yang sudah setia menunggu Vernon menghabiskan sup hampir satu jam.

"Nih. Kamu pegang semua."

Di jalan pulang, Vernon menyerahkan kelima belas kupon pada Umji yang menatapnya dengan wajah bertanya-tanya.

"Simpan sepuluh, nanti kalau kita kencan lagi pakai dua-dua. Lima sisanya tolong simpenin buatku, nanti kalau aku yang pegang bisa habis tiga hari. Hehehe."

Vernon berkata sambil meringis sendiri. Umji hanya mengangguk dan memasukkan kupon-kupon ke dalam tas kecilnya.

Kalau saja Vernon tidak sedang kepedasan dan dia sadar tidak ada perlawanan dari Umji saat mendengar kata 'kencan lagi' yang barusan dikatakan Vernon, pasti Vernon sudah melambung dan habis-habisan menggoda Umji.

∞∞∞∞∞

Lama amat ya selesainya wkwk


Reposted: July 2020

Little Little | Vernon × Umji ✔️Where stories live. Discover now