34. Comfort

757 135 44
                                    

Sore itu indah, sayang Vernon dan Yewon tidak bisa menikmati langit kemerahan itu dengan tenang. Mereka duduk di tribun lapangan basket outdoor. Masing-masing memeriksa belasan berkas berharap menemukan petunjuk atas serial pencurian berlian tidak wajar yang telah terjadi di tiga kota tempat mereka bertugas.

Yewon melirik Vernon. Lelaki itu masih menelusuri halaman demi halaman dengan wajah esnya. Yewon bisa menebak, Vernon sedang frustrasi.

Sudah hampir dua jam mereka duduk di tribun. Yewon sedang membuka berkas ke sembilan saat ia mendapati Vernon sudah berfokus pada ponselnya masih dengan wajah dingin itu.

Yewon tidak menyalahkan Vernon. Vernon yang paling lelah dalam kasus ini.

Yewon mengangkat berkas yang tadi dipangkunya dan membacanya lebih teliti, berharap dapat petunjuk yang masuk akal. Bukan petunjuk yang didapatnya, malah sesuatu yang berat di pangkuannya.

Lihatlah, Vernon tanpa suara sudah tertidur dengan kepala di pangkuan Yewon juga tangan yang bersedekap. Yewon ingin menghela nafasnya, tapi ia malah mematung.

"Just for a while. Stay like this."

Vernon berkata dengan matanya yang tetap menutup. Yewon tidak menjawab, mungkin tidak bisa. Yewon hanya memerhatikan Vernon yang mulai bernapas dengan teratur. Vernon benar-benar sudah tidur.

Dengan sangat pelan, Yewon meletakkan tangan kanannya di atas dada Vernon. Tangan kirinya ragu menyingkirkan rambut Vernon yang jatuh ke keningnya.

Beberapa belas menit selanjutnya hanya dihabiskan Yewon untuk mengusap rambut Vernon dan bersenandung. Hal yang biasa ia lakukan pada keponakannya yang masih kecil.

Mungkin kalau setiap sore begini akan lebih indah, pikir Yewon. Minus berkas-berkas itu tentunya.

Yewon sedang memerhatikan detail wajah Vernon saat pria itu membuka matanya tiba-tiba, memandang tepat ke mata Yewon.

Refleks Yewon menarik kedua tangannya kembali. Vernon masih tidak bicara, hanya menatap Yewon, lalu menghela nafas berat.

Vernon meraih tangan kanan Yewon yang masih meringsut, dan dengan perlahan meletakannya di atas bibir Vernon. Dengan tenangnya Vernon menutup mata kembali dan menarik nafas seperti menghirup harum tangan Yewon.

"Jangan berhenti."

Yewon merasakan sensasi aneh dalam dirinya saat Vernon berkata begitu. Mungkin karena tiap suku kata yang Vernon ucapkan, setiap itu juga bibir Vernon menyentuh telapak tangannya.

"Huh?" adalah pertanyaan yang bisa Yewon lontarkan dari mulutnya.

"I like it when you ruffle my hair. Don't stop. Please."

Suara Vernon semakin pelan, bahkan hanya bisikan yang terdengar saat ia memohon. Yewon akhirnya mengangguk pelan, walaupun tidak bisa Vernon lihat.

Yewon mulai mengusap pelan rambut Vernon. Yewon harap Vernon tidur nyenyak, supaya besok bisa melanjutkan pertarungan, mungkin memenangkannya.

Dan siapa tahu juga, Yewon bisa dapat pencerahan. Jadi Yewon bisa bilang 'iya' untuk lamaran Vernon minggu lalu.

∞∞∞∞∞  


How how?

Bau bau Umji rambutnya potong pendek deh, rambutnya di bawah bahu keliatan ekstension banget.

Ada Little Little versi chat di Joylada uhuuyyy. Joylada itu aplikasi novel chat punya Thailand. Aku akan posting semua chat di sini di Joylada plus beberapa chat tambahan yang gak ada di sinii. Kuy download appnya terus baca ceritaku cari Little Little! Ini link storyku [update: udah gak aktif hehe]

http://www.id.joylada.com/story/5a96c96142c0b50001d041d7 [update: udah gak aktif hehe]

Btw guys, aku udah nulis part terakhir Little Little yuhuuuu. Akhirnya beneran mau selesai🤗🤗🤗

Daannn besok Hoshi akan nampang di work Red Velvet. Kuy kuy dibaca cerita member lain!

Janlup vote komen kritik dan sarannya!!!


Reposted: August 2020

Little Little | Vernon × Umji ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang