05.

12.6K 993 16
                                    

🎑🎑🎑

Sepulang dari Transmart Reon membantingkan tubuhnya ke sofa, ternyata berada di rumah lebih melelahkan daripada berada di kantor.

Belva benar-benar menguji kesabarannya.

Terlepas dari masalah baju Dory si anak yang di pinjam oleh keponakannya, Eza.

Belva kembali marah, menanyakan keberadaan tas tayo-nya yang lagi-lagi tertinggal, sekarang bukan tertinggal di rumah orangtuanya melainkan tertinggal di kantor, lusa lalu.

"Papa celoboh, Bebel sebel."

"Diem deh, papa cape."

"Halusnya papa nggak boleh celoboh."

"Itu tas siapa? kok malah nyalahin papa?"

"Tas dedek! telus dedek yang salah?." Reon tidak menjawab pertanyaan putranya. Ia lebih memilih menenggelamkan kepalanya kedasar sofa, gemas sekali rasanya.

Belva melepas sepatu canggihnya, lalu berjalan kearah dapur entah apa yang akan anak itu lakukan, dan tentu saja itu tidak terpantau oleh Reon.

Sebenarnya Reon tidak membeli apapun selain susu formula dari transmart tadi, karna ya begitulah jika anaknya sudah rewel, selalu minta pulang tidak peduli apa yang Reon cari sudah ketemu atau belum.

karna seperti biasa, Belva just, don't care.

Belva kembali lagi dari arah dapur, menatap papanya yang sepertinya sudah terlelap karna kelelahan.

Tanpa di duga Belva mengecup pipi Reon yang tidak terhalang apapun, mencabut bulu mata papa-nya sekilas lalu meraih dua kaleng susu formula yang terletak di atas meja.

Anak itu sepertinya sudah lupa akan aksi ngambeknya kepada Reon.

Dengan langkah gontai dan terseok-seok, -mungkin karna beratnya membawa susu formula sekaligus dua. Belva lagi-lagi berjalan kearah dapur.

Meletakan dua kaleng susu formula miliknya di lantai dapur, tepat di depan kulkas. Mungkin, niatnya ingin meringankan Reon untuk menyimpan susu itu di dalam lemari tempat penyimpanan susu dan steril dot. Hanya saja Belva tidak mampu, lemari itu terlalu tinggi baginya- jadi ya, ia meletakan kaleng susu itu di depan kulkas.

"Loh, dedek ngapain?" Tiba-tiba saja Aminah datang dari pintu belakang. Mengejutkan Belva yang baru saja hendak meninggalkan dapur.

"Simpen Mimi." Jawabnya sembari menunjuk kaleng susu itu.

Aminah tersenyum, lalu meraih pelastik susu dari lantai dan meletakannya di lemari sesuai dengan niat awal Belva sebelumnya.

"Yeay, sudaah." Senang Belva dengan tepuk tangan yang ceria, Aminah ikut tersenyum senang.
Semudah itu membuat Belva tertawa girang pikir Aminah.

"Mau mimi, nggak?" Tanya Aminah.

Belva menguap lebar-lebar lalu mengangguk.

Aminah memangku putra majikannya yang tidak menggunakan alas kaki.
"Bibi, buatin ya. Biar dedek bisa bobo siang, tuh liat papa aja udah bobo."

BelvaWhere stories live. Discover now