08.

10.6K 928 17
                                    

Macam-Macam mainan sudah bertebaran dimana-Mana. Ditemani Omnya yang tengah memodif motor. Belva terlihat begitu asyik menyusun lego yang baru dibelikan oleh Ferro sepulang sekolah.

Reon menghampiri keduanya, dengan memakai pakaian santainya ayah satu anak itu masih saja tampak sangat menawan. Padahal ia baru saja bangun tidur, menikmati masa cuti katanya.

"mau lo apain lagi Fe, itu motor udah keren menurut gue." Ujarnya seraya mendudukkan bokongnya di kursi depan rumah.

Ferro menoleh sekilas, kemudian kembali fokus dengan pekerjaannya yang belum selesai.

"Belom pas di hati bang, bodynya kurang semok." Jawaban Ferro hanya di balas kekehan oleh Reon.

Kemudian, Si tampan itu mengalihkan pandangannya kepada sang buah hati.

"ini lagi, jagoan papa lagi ngapain? Sampe tiduran di lantai gitu."

Belva enggan menjawab, tubuhnya yang tengkurap sedikit bergeser menjauhi si papa tampan.

"lho, kok malah geser?" Reon ikut menidurkan tubuhnya di samping Belva. Tengkurap, dengan satu tangan meraih pinggang si kecil.

"Papa ganggu dedek!" Marahnya, satu kecupan Reon daratkan di pipi gendut si kecil.

Belva menatap papanya marah, kedua alis tebalnya menyatu, dengan bibir yang mengerucut membuat pipi gendutnya semakin mengembung.

"Ko papa di marahin, nggak sayang lagi ya sama papa?" Ujarnya dengan wajah sedih yang di buat buat.

"Dedek, mau main!" Belva bangun, menegakkan tubuhnya dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Sontak, Reon mengikuti pergerakan putranya.

"Inikan lagi main? Mau main sama papa hm?" Katanya lembut.

Didudukkannya si kecil di atas pahanya yang bersila.

"anak lo mau main sama anaknya tetangga yang baru pindah dua minggu lalu bang, balik belanja sama mama dia nangis. Mama nggak ijinin Belva main."

"Siapa?" Kening Reon berkerut, menatap serius ke arah Ferro.

"Isyam." Walau terlihat sebal, Belva masih saja menjawab.

Dasar bayi, moodnya selalu saja berubah ubah.

"ini, tumben nggak rewel."

"iyalah, gue bawain lego. Lo! Enak enakan tidur nggak tau gue udah kaya apaan ngadepin anak lo yang rewel." Reon tersenyum penuh bangga, dipangku si anak. Kemudian Ia berjalan ke arah Ferro.

"Lo udah cocok jadi bapak sob, berhubung lo udah cocok jadi bapak yang baik. Tolong ya, beresin sekalian mainan anak gue."

Reon masuk kedalam rumah sembari tertawa setelah menepuk kepala adiknya yang masih terlihat kesal.

"Kampret, lo ya!"

💢💢

Berniat tinggal sementara di rumah orangtuanya, Reon sengaja meliburkan aminah selama dua minggu. Toh, selama ia cuti. Reon masih bisa merawat putranya seorang diri. Apalagi sekarang Ia tengah menginap di rumah Ibunya. Setidaknya, orang-orang di rumah orangtuanya pasti ada saja yang bisa menjaga putra nakalnya.

Belva itu disayang semua orang, jelas membuat Reon selalu bernafas lega.

Seperti sekarang ini.

Keluarganya yang baru datang dari bandung tengah menimang si kecil, membuat Belva melupakan sejenak keinginannya untuk bermain bersama bocah bernama isyam.

BelvaWhere stories live. Discover now