07. nomor tujuh sebenarnya.

11K 917 19
                                    

Ketika ayahnya mengatakan jika dirinya mengambil cuti kerja selama satu bulan, Belva mengerjap. Bola matanya menatap wajah sang ayah penuh tanda tanya.

mungkin, Belva bingung. Cuti itu apa?

Setelah di jelaskan oleh Reon yang kini tengah duduk bersantai di kursi depan rumah dengan segelas kopi susu. Belva berusaha naik, meronta ingin duduk di pangkuan ayahnya. Belva akhirnya paham, tersenyum bahagia dengan tangan yang setia mengalung di leher Reon.

"Dedek, mau main sama papa." Ujarnya begitu lugu membuat si papa terkekeh gemas.

Reon teramat jatuh cinta kepada Belva, si gemas kesayanganya.

Lelaki dewasa itu menangkup pipi bayi buntal. Dikecup seluruh wajah putranya sehingga meninggalkan sedikit air liur di kedua pipi Belva.

"Basah papa." Ketusnya, raut wajah kesalnya begitu kentara.

"Abis, papa mau makan dedek sih."

"Dedek bukan mam, papa!"

"dedek kaya bakpau si, papa suka."

Si kecil merenggut kemudian menyamankan posisi di pangkuan ayahnya dengan kepala yang Ia sandarkan di dada bidang Reon.

"Papa, Bebel mau motol kaya om fello."

"Iya sayang. Nanti kalo kesayangan papa sudah tumbuh menjadi dewasa. Papa pasti beliin dedek motor."

Sorot binar terpancar dari kedua bola mata si kecil.

Reon terkekeh sekali lagi. Si papa muda itu mencuri kecupan dari bibir buah hatinya dengan gemas.

"Than tyou.. Um papa."

Tangan mungilnya meraba setiap lekukan wajah sang ayah. Di usap dengan sayang hingga dengan spontan Reon menutup kedua matanya menikmati tangan halus milik kekasih kecilnya.

👼👼

Eza iri melihat kedekatan omnya dengan Belva. Sebab Ia merasa Belva selalu saja di istimewakan, begitu juga dengan perasaan ibunya. Mekka, geram dengan kelakuan adik bungsunya.

Bisa-Bisanya anak pungut lebih di sayang daripada Eza yang sudah jelas memiliki hubungan kandung dengan keluarga besar septian.

Mekka berdiri di undakan tangga paling atas, menyaksikan bagaimana putranya di acuhkan.

"Mbak, ngapain berdiri disini. Mau jatoh apa?!" Tentu saja Mekka terkejut dengan suara Reon yang tiba tiba saja muncul dari arah kamar lamanya.

"Reon! Justru lo yang hampir bikin gue jatoh. Muncul tiba tiba kaya jelangkung aja." Dumelnya tak terima dengan kelakuan adik tengahnya.

"ya siapa suruh lo malah ngelamun di tangga. Nasib mah nggak tau, kapan kita bakal kena musibah." Ujar Reon seraya berjalan melewati kakaknya yang masih nampak kesal dengan Reon.

"Dear, come on kita makan siang dulu."

Hati Mekka mendadak dongkol mendengar suara Reon yang menyerukan agar cepat makan kepada Belva.

Jika saja Reon tidak pernah memungut anak itu. Mungkin putranya akan lebih di perhatikan oleh kedua adiknya termasuk kedua orangtuanya.

Ibu mana yang tidak mau anaknya di perhatikan oleh oranglain sih, apalagi oleh keluarganya sendiri.

"Pipis Dulu." Ujar Belva ketika Reon sudah mengambil alih tubuh gempal Belva dari Ferro.

"lho.. Kamu kan udah pake pampers, sayang."

"Nggak enak papa, buka mau bukaa!"

"Bagus tuh, bang. Anak lo emang harus udah lepas pampers. Anak pinter gitu, pasti ngomong dulu kalo mau ngompol." Kata Ferro yang kini tengah bermain PUBG di samping Eza yang terlihat asyik menonton cartoon di youtube.

Reon menggedikkan bahunya kemudian membawa sang buah hati kedalam kamar mandi.

"Berapa tahun umur kamu, Dear?" Tanya Reon sebelum memasuki kamar mandi.

Belva tersenyum, menunjukkan gigi susunya yang mencembul dua di depan. Kemudian ia menunjukan tujuh jarinya kehadapan Si papa.

Reon terkekeh."Hei, kebanyakan. Gini nih."

Ketiga jemari si mungil dilipat, Reon memiringkan wajahnya. Mengecup dagu Belva dengan gemas.

"Papa cium cium telus."

Reon tertawa sampai akhirnya Ia mendudukkan putranya di closet.

TBC

Hai guys Aku bawa cerita baru nih, masih tentang keluarga, persahabatan dan persaudaraan. Cerita ini aku ambil dari film A boy and sungreen. Cerita tentang seorang remaja laki laki yang mencari ayahnya ditemani seorang sahabat, ceritanya nggak jauh beda sama filmnya kok soalnya aku ambil dialog dari sana.

Kalo kalian suka sama ceritanya aku bakal lanjut dan jangan lupa vote dan komennya ya teman teman😬🙏

Kalo kalian suka sama ceritanya aku bakal lanjut dan jangan lupa vote dan komennya ya teman teman😬🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BelvaWhere stories live. Discover now