7. Kesan Ketujuh : Menyeramkan!✔

159 12 0
                                    

Asyila baru saja membuka pintu apartemennya ketika melihat orang yang di tolongnya semalam, berjalan ke arah dapur. Mata sayunya mengawasi orang itu. Ia mengerjap beberapa kali, lalu berdehem. Orang itu menoleh, menaikkan alisnya sebelah.

"Udah baikkan?" pertanyaan dari Asyila membuat Gina yang tengah membuka kulkas kembali menatapnya.

"Yeah, seperti yang Anda lihat," ujarnya, mengambil botol air mineral  kemudian menutup kembali kulkasnya.

Asyila hanya mengangguk, lantas meninggalkan Gina ke kamarnya.

'Gini ya ternyata ngobrol sesama yang irit ngomong.'-batin Gina. Gadis itu kini tengah meminum air dingin yang di bawanya tadi sembari menunggu si empunya apartemen. Berniat pamit?

Sepuluh menit kemudian Asyila sudah ikut duduk berhadapan dengan Gina. Untunglah tadi Asyila tidak tidur di toilet seperti yang sudah-sudah. Ingatlah, Asyila adalah salah satu orang yang selalu tertidur di mana pun tempat ternyaman menurutnya. Bahkan di toilet pun, apalagi di bathup salah satu tempat favorit Asyila selain ranjangnya tentu saja. Eh, kenapa malah bahas tentang si Asyila-Asyila ini. Oke back to topic.

Asyila masih menatap Gina dengan sesekali menguap. Keheningan seperti ini membuatnya ingin menutup kedua matanya. Gina berdehem sebentar. Ia sebenarnya agak kesulitan untuk mengatakan kata yang memang jarang bahkan tak pernah dia ucapkan pada orang lain.

"Ehm, saya mau pamit. Mm ... sorry udah ngerepotin. Dan...Ekhem. Terimakasih sudah me-menolong saya semalam." Asyila mengangguk, sekali lagi dia menguap. 'Hoaam!'

"Mm, kalau begitu saya permisi." Setelah mengatakannya Gina lantas beranjak, di ikuti Asyila. Sebagai bentuk kesopanan?

Ketika mereka sudah di depan pintu, Gina kembali membalikkan badannya dan membungkuk sedikit. Yang di balas anggukkan sekali dari Asyila. Setelahnya Gina benar-benar pergi dari sana.

~~∞O∞~~

Gina menghentikan kendaraan yang mengantarnya (taksi onlen) tepat di depan rumah megah milik keluarga Nugraha. Rumah orang tua Fanisa. Ia sebenarnya tidak mau ke sini, terlebih dia masih marah terhadap sahabat gilanya itu. Tapi, mau gimana lagi. Dia malas pulang ke rumah dengan wajah babak belur. Apalagi orang yang membuatnya seperti ini ada di rumah itu.

Hufft, menyebalkan...

.....

Kemarin...

Fanisa masih tetap membujuk Gina untuk ikut bersamanya ke acara ulang tahun kakak sepupunya, Liana. Namun Gina tetap tak mau, meski Fanisa telah memberi beberapa penawaran yang cukup menggiurkan.

"Gin, please. Di sana kita gak bakal ngapain-ngapain. Dan gue gak bakal paksa lo buat pake gaun. Yah, yah ... nanti gue kasi apa pun yang lo minta deh." Kalimat terakhirnya mampu memunculkan senyum setan dari gadis yang tengah duduk di hadapannya itu.

My Darkness Girl[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang