28. Berakhirlah Sudah Kisah Kita!

70 4 0
                                    

Sorry for typo!
.
.

.
.

.
.

>>Mohon maaf sebelumnya, karena saya masih banyak kekurangannya dan terdapat kesalahan yang mungkin tanpa sadar telah menyakiti Anda. Sekali lagi mohon maaf untuk ketidaknyamanan nya. Terimakasih!>>

....


        Operasi yang dijalani Gina berjalan dengan sukses, meski tadi gadis itu sempat mengalami kritis akibat kekurangan banyak darah yang disebabkan luka jahitan dibagian perutnya terbuka. Luka itu, ia dapat dari kejadian dua minggu yang lalu. Gina ditusuk oleh seseorang ketika ia baru saja pulang dari kantor perusahaan paman Erosh. Alhasil, ia mendapat luka tusukan yang walaupun luka sayatannya kecil, namun lukanya cukup dalam. Saat kejadian, tak ada siapun disana. Makanya Gina terpaksa menahan darahnya dan menghubungi seseorang, yang akhirnya Nisa lah yang datang. Terjadi perdebatan antara keduanya, karena Gina tak mau dibawa ke rumah sakit. Yang tentu saja, perdebatan itu dimenangkan oleh Gina. Gina akhirnya mendapat penanganan dari Nisa dengan penanganan seadanya. Nisa begitu kesal akan kekeras kepalaan sahabatnya itu. Lihatlah, bagaimana sifat keras kepala Gina menyebabkan masalah lain untuk dirinya sendiri.

        Sekarang sudah lima jam, setelah operasi Gina dilaksanakan. Namun, Gina belum juga siuman. Bahkan Rangga tidur di kursi samping ranjang pasien yang ditempati Gina. Ia sebenarnya cuman menutup matanya, tanpa benar-benar tertidur. Bahkan kedua tangannya menggenggam erat tangan kekasihnya yang tidak ada infusnya.

        Sedang dilain sisi, keluarga besar Amisthon tengah berduka atas meninggalnya salah satu anggota keluarga mereka. Mereka terlalu larut dengan kedukaan hingga melupakan keberadaan dan kondisi putri mereka yang mungkin saja tak akan mereka jumpai lagi, untuk selamanya.

.......

***

        Gina mengerjap, berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya disekitarnya. 'Lagi-lagiDimana ini?'. Raut mukanya begitu pucat, sepucat mayat. Berbeda dengan tempat yang ia singgahi tadi, sekarang ia tengah mengenakan gaun berwarna putih bersih yang sedikit longgar. Ia tak beralas kaki. Rambut pirang lurusnya terurai.

        Ia menatap tempatnya berpijak. Terdapat genangan air jernih sepanjang yang dijangkau oleh pandangannya. Tak ada apapun selain genangan air. Dan juga dirinya sendiri. Bahkan tempat ini, terasa begitu hampa tanpa adanya udara dan suara. Namun, anehnya Gina masih tetap hidup meski tanpa oksigen disekitarnya.

'Tuk!'

'Tuk!'

'Tuk!'

        Aneh. Tapi terasa hampa, lalu. Suara itu. Gina mengedarkan pandangannya kesekelilingnya, dimana? Dimana asal suara itu!

Hei!“ suaranya menggema. Gina masih belum tau asal suara itu dari mana. 'Siapa?'. Mulut gadis itu seolah terkunci. Ia sama sekali tak bisa membuka suaranya. 'Mengapa?'

Apa orang itu membuatmu tersesat lagi!? Atau memang jiwamu memang tak mau kembali lagi?“ suara itu lagi.

My Darkness Girl[TAMAT]Where stories live. Discover now