26. Kelicikan Itu Identitasnya!

46 5 0
                                    

Sorry for typo!

Tanpa revisi!



Akhirnya kita bertemu lagi.“

Gina tersentak saat mendengar suara yang tiba-tiba muncul dari belakang nya. Ia menoleh, Kamu!“

.......

>>Karena ketikan saya tiba-tiba hilang, jadi saya ulang meski tidak sama seperti sebelumnya. Lagipula, saya lagi malas mengetik. Tapi, saya akan usahakan cerita ini tamat secepatnya. Dan saya ucapkan terimakasih banyak untuk yang sudah baca hingga bab ini. Salam dan peluk kangen untuk kamu yang baca!>>

......

           Gina melempar tatapan awas pada orang yang tadi tiba-tiba saja muncul seperti jelangkung. Meski begitu, gadis itu berusaha mengatur ekspresi nya agar tidak kentara dan tetap mempertahankan mimik wajahnya seperti awal masuk tadi. Padahal Gina masih menggunakan helmnya, tapi dia tetap melakukan hal itu.

(Astaga!)

Sepertinya tidurmu nyenyak dua pekan ini ya!?“ katanya. Nada suaranya terlalu monoton, seakan kalimat itu diucapkan oleh makhluk tak bernyawa. Bagai robot buatan pabrik besar di negara tetangga kita.

Gina melepas helm di kepalanya. Ia sedikit membuat gerakan menyisir poni panjangnya dengan jari. ”Apa pertanyaan mu itu penting untuk dijawab?“ ia juga menunjukkan senyum meremehkan.

Tapi  sayang sekali, ia tidak bisa menyaksikan ekspresi orang itu dibalik topengnya. Sayang sekali, padahal Gina sedikit penasaran. ”Akh, sudahlah hentikan basa-basi yang basi ini. Lebih baik kamu katakan, apa tujuan kamu membawa saya langsung kesini. Bahkan saya datang tanpa perlawanan. Sebenarnya, apa tujuan yang ingin kamu capai itu?“. Dua tatapan tajam berbeda warna iris itu saling berpandangan untuk beberapa saat.

Kehkehkeh! Rumor tentang kau itu bodoh, ternyata memanglah benar.“ ia berjalan memutari Gina dan mengambil duduk pada kursi plastik yang sengaja ditempatkan disitu. ”Apa  sebenarnya isi kepala kecilmu itu, hingga hal sederhana ini saja kau tidak mengetahuinya?“ Walaupun kalimat barusan berniat mengejek, namun intonasi suaranya masih tetap sama seperti robot.

”Tidak usah berbelit! Katakan saja, apa sesulit itu menjawab Pertanyaan saya?“ desisnya tajam.

Si pria bertopeng berdiri dari duduknya, ia berjalan mendekat ke arah Gina. Apa aku sudah mengatakannya padamu, bahwa aku ingin semua ini segera berakhir agar cerita ini juga segera tamat meski tak sesuai ekspetasi.“ Keduanya kini berhadapan, walau tinggi keduanya sedikit berbeda. Yang mengharuskan si pria bertopeng sedikit menunduk untuk melihat mata Gina lebih dekat.

My Darkness Girl[TAMAT]Where stories live. Discover now