My Darkness Girl[TAMAT]

23. Misi Sesungguhnya?

Maaf Typo!

*****

”Kadang untuk melupakan itu, membutuhkan waktu yang tak cukup. Karena menghapusnya dari ingatan juga bukalah pekara mudah.“
–S–

.............
.
.
.............
.
.
.............
.
.
.............
.
.
.............
TAK ADA REVISI UNTUK BAB INI DIKARENAKAN BEBERAPA HAL YANG MENYEBALKAN. MAAF UNTUK ITU...OK BYE!
.
.
.............
.
.
.............
.
.
.............
.
.
.............
.
.
.............
.
.
.............
.
.
.............
.
.
......
...
.

(22:48)

Maaf udah ngantuk banget, jadi ngetiknya asal aja....hihihi....huaammm.

Ok, mari kita mulai....

Cekidot!

Action!

Take One!

.....

Hamm, silahkan membaca....😁

.....

           Gina, berjalan dengan cepat menuju mobil milik salah satu anggota team yang menolongnya kemarin.

Sedang seorang pemuda yang tengah bersantai dibelakang kemudi, terkejut saat mendengar suara pintu jok belakang terbuka lalu ditutup dengan kuat hingga menimbulkan suara dengungan yang cukup mengganggu pendengaran.

Pemuda itu malah dibuat grogi begitu sadar siapa yang tengah menumpangi jok belakang mobilnya.

Dengan gugup ia menoleh untuk sekedar menyapa, ”No-nona...“ Gina mengangguk sekali untuk menjawab sapaan itu.

”Arahkan mobil ini ke markas!“ perintah Gina dengan suara tegas nan dingin, Ia begitu mudah memerintah seolah ialah sang atasan.

Padahal gadis itu paling tidak suka diperintah. Giliran memerintah, ia bertingkah menjadi sang dominan.

(Haduh, ngantuk....nguap mulu daritadi, huaam...saya lanjut besok aja deh. Itupun kalo saya ingat. Ok, see you!)

(22:58)

(Good Sleep!)

😂

(06:28)

(Saya tulis dulu eeh)

....

          Mobil yang membawa Gina keluar dari jalur toll. Hampir dua jam perjalanan dari kota A kesini.

          Dari kejauhan, bangunan kokoh yang tampak dari luar hanya sebuah bangunan biasa seperti beberapa bangunan pencakar langit lainnya.

           Begitu mobil mencapai halaman, seorang pria dengan sigap berdiri disisi pintu jok belakang tempat Gina duduk. Ketika mobil sudah benar-benar berhenti, barulah pria itu membukakan pintu untuk Gina dengan sopan.