6. Kepala Hampir Remuk

801 184 22
                                    

JANJI HANYA DUA GELAS SAJA adalah janji tersulit untuk ditepati dalam hidupku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

JANJI HANYA DUA GELAS SAJA adalah janji tersulit untuk ditepati dalam hidupku. Setelah gelas kedua, akan ada gelas ketiga, keempat, dan seterusnya. Setiap tenggakannya terasa nikmat dan membebaskan. Semakin banyak semakin lupa. Lupa akan apa saja. Lupa tertawa keras-keras, lupa sudah melakukan dosa.


Sial... SIAL! SIAL! BRENGSEK!!!


Kilasan kejadian semalam secepat kilat menyerang kepalaku yang pengar ketika aku mengerjap-ngerjap memandang langit-langit kamar.


Sebelum tidur aku mendengarkan demo lagu RD LIGHT... lalu melakukan perombakan besar-besaran pada moodboard wardrobe album mereka... sebelum mengirimkannya melalui e-mail di jam tiga dini hari... Sebelumnya aku minum teh yang rasanya pahit sekali ditemani Ryou dan Hayato... karena aku muntah-muntah di kamar mandi... Lalu sebelum itu... aku di rumah belakang... aku bertemu Shigeru... dan aku menciumnya...


Dengan gaya paling kurang ajar yang pernah kulakukan seumur hidup.


Mampus. Aku mampus sudah.


Aku melompat berdiri dari tempat tidur, mandi kilat sembari melawan pening, kembali ke kamar dan memandangi ruangan itu dengan mata nanar. Belum sebulan bekerja dan aku sudah mengacau. Jangan-jangan besok aku sudah harus minggat dari kamar ini. Atau justru pagi ini? Aku memandang jam dinding. Pukul 05.50. Rumah masih dalam keadaan sunyi. Sebelum mereka mengusirku hidup-hidup, aku harus...


Berlutut di depan kamar Shigeru. Ya, aku berlutut di depan kamarnya yang masih gelap. Aku mencoba mendengar suara napasnya, tapi tak terdengar apa-apa dari ruangan itu.


Maafkan aku, semalam itu alkohol yang bicara. Tidak, tidak, alasan omong kosong.


Maafkan aku, Arai-san, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi.


Jika kau tidak bersikap brengsek, aku juga tidak akan bertindak tidak profesional begitu!


Tidak, tidak, tidak! Aku tidak boleh marah lagi meskipun memang sedang marah. Pagi ini aku harus merendahkan hati. Demi Riko. Demi proyek-proyek yang sudah kutangguhkan, tawaran-tawaran pekerjaan yang kutolak, kostan yang sudah kutinggalkan, demi semua yang sudah kulakukan demi pindah kemari. Uangku tidak akan sia-sia begitu saja hanya untuk memuaskan egoku yang kekanak-kanakan ini.


Tiba-tiba terdengar suara, tapi bukan dari dalam kamar. Melainkan dari pintu masuk. Aku menoleh, masih dalam keadaan berlutut, mendapati Shigeru datang bersimbah keringat dalam kostum olahraga. Rahangnya langsung mengeras begitu melihatku. Tangannya dimasukkan ke saku, tatapannya berubah dingin. Napasnya yang tadinya ngos-ngosan berubah sunyi. Langkahnya terhenti.

ЯD LIGHTWhere stories live. Discover now