20. Tanpa Rencana Tanpa Keputusan

648 163 8
                                    

Perubahan datang seperti pencuri tengah malam, begitulah yang selalu kuyakini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perubahan datang seperti pencuri tengah malam, begitulah yang selalu kuyakini. Manusia bisa mempersiapkan dan membaca gejala-gejala, tapi perubahan itu kadang datang tanpa peringatan. Kematian, kesakitan, kebahagiaan, kesedihan. Bagaimanapun, manusia cuma bisa menghadapinya dan hidup terus berjalan.



Hal itu sedang terjadi di bawah atap rumah Sendagi. Pulau Rishiri adalah penandanya. Seoul sebagai garis startnya. Dan entah apa lagi yang menunggu.



Yang pasti, aku tahu aku tak bisa lari dari padanya. Setidaknya untuk saat ini.



"Apa tidak apa-apa aku bepergian seperti ini?" tanyaku sementara merapikan jadwal di laptop di ruang rapat rumah belakang.



"Justru sekarang ini saat tepat kalian pergi," jawab Hayato. "Saat tangan Isao sembuh, tidak ada lagi alasan untuk berlibur. Pergilah. Dia sudah lama tidak bertemu keponakannya."



"Tidak mungkin dia pergi sendiri saja, ya?"



"Tidak mungkin. Penggemar mereka di Korea Selatan lumayan banyak. Kau juga lihat sendiri, Isao kesulitan beraktivitas dengan satu tangan."



Begitulah, dan akhirnya aku sekarang duduk di samping Isao di ruang tunggu VIP keberangkatan bandara. Isao sibuk menggulir Instagram, membaca-baca pesan kesembuhan dari penggemar dan membalas beberapa direct messages dari teman sesama public figure. Apa yang membuatku merasa berat duduk di sini, bersamanya, berdua saja, aku pun memikir-mikirkannya. Isao telah menjelma teman yang baik. Kami bisa mengobrolkan banyak hal, bahkan tertawa dengan sering. Sudah lama aku tidak ke Korea Selatan, ditambah ongkos kami hari ini dibayarkan RD LIGHT, jadi seharusnya aku merasa tenang dan malah bersemangat.



Namun, ada sesuatu yang mengganjal, dan aku tidak tahu apa itu.



"Kau tidak senang pergi denganku?" Isao memasukkan ponselnya ke saku jins.




Aku tidak kaget dia bisa membaca ekspresiku. Beberapa waktu ini aku jadi tahu bahwa Isao orang yang sangat observant. Dia mengamati detail-detail kecil. Bahkan sampai kerutan di dahimu yang tidak kausadari.

ЯD LIGHTWhere stories live. Discover now