CHAPTER 03 | 🥀 Undelivered Truth

4.8K 414 8
                                    

Happy reading!


♡♡

"Setuju?"

"Ya."

Setelah mendengar jawaban Joy yang singkat, Sean terdiam.

Joy juga terdiam tanpa berniat berbicara duluan.

"Alasan?"

Joy terdiam dan memikirkan jawaban sesingkat mungkin yang akan dia katakan.

Setelah lama berpikir, "Kebahagiaan." kata itu lah yang terlintas dan langsung dia ucapkan.

Sean menatap Joy dengan raut wajah rumit. Joy merasa Sean belum menganggap serius hubungan Ibu Joy dan Ayah pria itu.

Jadi untuk apa dia menganggap serius Sean sebagai kakaknya?

Berperilaku ramah? Itu hanya akan membuat ego pria itu semakin tinggi.

"Bagaimana jika gagal?" Itu adalah pertanyaan terpanjang Sean yang membuat Joy terpaksa harus sedikit menjelaskan.

"Harus bahagia." Joy terdiam sebentar dan melanjutkan perkataannya, "Entah dengan ada atau tidak adanya pernikahan di masa depan."

Joy merasakan tatapan Sean yang agak berubah ketika menatapnya. Tatapan pria itu kelihatan agak lembut. Mungkin pertama kalinya mendengar pernyataan tegas dari siswi yang merupakan adik kelasnya.

Ketika merasa Sean tidak berniat untuk melanjutkan topik itu, Joy berbalik untuk pergi dari sana.

Berdekatan dengan pria itu membuat dia gatal ingin menghajarnya karena perilaku Sean sebelumnya.

Joy mengabaikan Sean dan teman-teman Sean yang tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka tidak jauh dari sana. Tanpa dia ketahui bahwa teman-teman Sean semakin salah paham dengan hubungan keduanya.

• • •

Beberapa hari kemudian, itu sudah tanggal pernikahan Anna dan Robert. Sebelumnya mereka sudah mencari tanggal paling sempurna untuk menikah dan itu adalah hari ini.

Di rumahnya, Joy sedang memijat kaki Anna yang kaku. Mungkin karena sebentar lagi akan menikah.

Ketika mendengar suara dari luar, Joy membuka pintu dan melihat orang yang dia panggil telah datang bersama dengan seorang lelaki tua yang dia duga adalah Kakek Sean.

Joy menundukkan kepala ketika melihatnya. "Halo," sapanya dengan hormat.

"Halo," Pria itu membalas.

Joy mengajak keduanya untuk masuk. Orang yang dia panggil bernama Vera dan dia adalah salah satu perias terbaik di negara ini. Sementara Kakek Sean datang untuk membawa Ibu Joy menuju tempat di mana pernikahan diadakan.

"Kau yang memanggilnya?" Kakek Sean bertanya ketika melihat Vera yang langsung mendandani Anna begitu dia masuk ke dalam kamar.

Anna yang menyadari keberadaan Kakek Sean dari luar kemudian menyapanya, "Tuan."

"Ya." Joy menjawab dengan ringan sembari memberikan segelas air putih dan teh hangat. Dia tidak tahu minuman kesukaan Kakek Sean jadi dia menyiapkan keduanya.

Kakek Sean mengangguk dan mengangkat secangkir gelas teh hangat dan meminumnya.

Joy memperhatikan Kakek Sean dan Ibu Joy yang didandani oleh Vera bergantian.

"Joy."

Joy menoleh kepada Kakek Sean yang telah selesai minum teh.

"Teh yang harum." Puji Kakek Sean dengan senyuman.

ALEXIORE: The Mystery Of NovelsWhere stories live. Discover now