CHAPTER 26 | 🔥 My Possessive Boyfriend

736 91 1
                                    

Happy reading


✧✧
✧✧✧
✧✧✧

Pagi ini, Kanaya pergi ke sekolah dengan terburu-buru. Semalam, dia begadang membaca buku yang didapatkannya kemarin, sampai jam 2 pagi. Dia hanya tidur selama 4 jam sebab sebuah benda berbentuk persegi panjang di dekatnya berdering dengan sangat kencang.

"Hush! Menyingkir dari jalan!" Teriaknya ketika melihat sekelompok murid yang berjalan ke arahnya.

Beberapa murid segera menyingkir dengan wajah ketakutan. Entah kenapa, mereka merasa jika tidak menyingkir, akan ada seekor banteng yang menabrak mereka.

"Aduh!"

Kanaya terjatuh dengan seragam yang berantakan. Dia tidak sempat melihat siapa orang yang menabraknya karena sibuk mengumpulkan buku-bukunya yang berserakan di lantai.

Kanaya terdiam sebentar ketika beberapa buku ditumpuk tepat di sebelahnya. Matanya melirik sebuah topi yang tergeletak di atas tumpukan buku lalu melihat keadaan sekitarnya.

Keadaan saat itu sedang ramai-ramainya. Apalagi banyak anggota OSIS yang menyuruh mereka untuk berbaris di lapangan. Membuat suasana semakin ricuh sehingga Kanaya tidak melihat siapa pemilik topi itu.

"Tunggu! Topimu!" Teriak Kanaya sembari menelusuri keramaian dan berusaha untuk menemukan sang pemilik topi. Meskipun, akhirnya percuma karena tubuhnya terdorong oleh murid-murid yang berlari ke lapangan.

Di lapangan, banyak murid yang berdiri di depan tanpa mengenakan topi. Kanaya berkedip sebentar lalu memasang topi ke atas kepalanya.

"Maaf, aku pinjam dulu sebentar." Gumamnya entah kepada siapa.

Dia lupa membawa topinya, dan kebetulan sebuah topi tergeletak di depannya seolah datang dari langit. Kanaya sangat berterima kasih kepada orang-orang yang membantunya. Oh, atau itu orang yang sama dengan orang yang membantunya menemukan buku kemarin?

Entah itu orang yang sama atau bahkan kejadian ini bukanlah suatu kebetulan semata, Kanaya masih memiliki rasa terima kasih di hatinya. Lagipula, dia agak penasaran.

Ternyata masih ada orang yang membantunya di saat orang lain mengharapkan kehancurannya?

Meskipun hampir saja telat, Kanaya tidak terkena hukuman karena mengikuti upacara tepat waktu. Jangan lupakan topi yang dipakainya itu.

Sebelum masuk ke kelas, Kanaya berjalan ke bawah pohon untuk mengambil tas dan buku-bukunya yang dia simpan di pinggir lapangan. Banyak murid melakukan hal yang sama sepertinya. Yang tentu saja pasti tidak sempat menaruh tas di kelas.

Sesampainya di kelas, Kanaya melirik kursi Zayyan dan teman-temannya yang kosong. Kanaya duduk di kursinya lalu menundukkan kepalanya.

Murid-murid yang sempat melihat keberadaan Kanaya hanya menggosipkannya diam-diam.

Tidak ada yang mengetahui isi pikiran Kanaya saat itu.

• • •

"Kanaya! Apa maksudmu mengambil topi Alana?!"

Kanaya mengerutkan alisnya dengan kesal, terkadang dia bingung mengapa sepertinya dia selalu kehilangan ketenangannya saat tanpa sengaja berada di sekitar Alana dan teman-temannya.

Yah, meskipun yang ada di hadapannya ini adalah teman baru Alana.

Yang agak mengejutkannya adalah bahwa hanya ada satu murid yang memprotes padanya.

'Oh, sepertinya Alana tidak menangkap banyak mangsa kali ini?' Pikir Kanaya.

Meski kesal, Kanaya membuka suaranya dan bertanya dengan main-main. "Kau bilang topi ini milik Alana?"

ALEXIORE: The Mystery Of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang