CHAPTER 09 | 🥀 Undelivered Truth

2.9K 252 11
                                    

Happy reading!


♡♡
♡♡♡
♡♡♡

"Joy."

"Ya."

Anna tersenyum melihat Joy yang sangat cantik dengan jas putih.

Anna menghampiri Joy dan bertanya, "Apa bayiku sudah siap?"

"Sudah Mom." Kata Joy sembari berjalan menghampiri Anna.

Joy melihat Robert dan Sean berjalan menghampiri mereka. Keduanya memakai jas hitam yang menambah ketampanan keduanya.

Apalagi Sean yang sedang menatap Joy dengan penuh puja. Sean menahan kekesalannya dan memeluk pundak Joy sebagai gantinya. Dia merasa tidak ingin orang lain melihat sisi dewasa Joy saat ini. Sean menggeram, dia tidak ingin membagi kecantikan Joy.

Di bawah tatapan Sean yang seperti hendak memangsanya, Joy berkata lebih dulu. "Apa kita akan berangkat sekarang?"

"Hm?" Robert dan Anna tersadar, "Oh ya, kita berangkat sekarang." Lalu mereka tersenyum penuh arti.

Joy merasakan hal buruk untuknya dari senyuman mereka. Dia berpura-pura tidak tahu dan berjalan mengikuti kedua orang tuanya yang diikuti Sean.

• • •

"Selamat siang, tuan Robert!"

"Selamat siang, tuan William!"

William menghampiri Robert bersama dengan keluarganya.

"Ini kakak saya sekaligus CEO dari PDT Company, James dan istrinya, Bella."

"Lalu di sini, keponakan saya, Dion." Kata William.

Joy menundukkan kepalanya ketika merasakan tatapan ketiga orang itu. Dia melihat bagaimana kedua orang tua Dion memperlakukan Dion dan membatin, 'Dion! Kau terlalu serakah dan bodoh!'

William melihat kearah Sean dan Joy yang terdiam lalu kearah Dion yang sedang tersenyum, "Bukankah kalian dari sekolah yang sama?"

Dion mengangguk, "Ya paman, kebetulan Dion berada dalam club basket yang sekarang diketuai oleh Joy." Katanya agak sinis. Kata-kata seolah mengisyaratkan bahwa sekarang Joy adalah ketua basket. Siapa tahu besok dia bukan lagi kan?

Sean dengan jelas menangkap maksudnya dan menatap Dion dengan kesal. Sementara Joy hanya diam. Mereka berdua mengetahui bahwa Dion sedang menjalankan rencananya untuk menghancurkan Joy.

Sean pikir Joy tidak mengetahui hal itu, dia khawatir Joy akan menghilang saat dia mengedipkan matanya. Jadi Sean terus mengikuti Joy kemanapun Joy pergi.

"Sean, Joy, pergi temui teman-temanmu. Kami akan mengobrol sebentar dengan para orang tua yang lain." Kata Robert mewakili Anna.

Joy mengangguk dan pergi dari sana diikuti Sean yang tidak pernah melepaskan pandangannya dari Joy sedikitpun.

Mereka bertemu dengan teman-teman Sean dan sempat mengobrol sebentar.

"Hai Joy! Wah, kau sangat cantik dengan jas!" Puji Juan dengan mata berbinar yang menatap Joy.

Sean mengerutkan alisnya dan menutupi wajah Joy dengan tangannya. "Jangan lihat!" Perintahnya kepada teman-temannya yang mencuri perhatian kepada Joy.

"Astaga! Santai bro! Kami tidak memiliki niat untuk mengambil Joy mu, ya mungkin kecuali Alvi..." Kata Raka sembari melihat Alvi yang terlihat berbeda dari biasanya.

Sean mengetahui perasaan Alvi kepada Joy hanya dengan melihat tatapan temannya itu. Mungkin dia bisa mengalah jika itu tentang hal lain. Tetapi, ini tentang Joy dan cintanya. Dia tidak mungkin mengalah lagi.

ALEXIORE: The Mystery Of NovelsOnde as histórias ganham vida. Descobre agora