CHAPTER 48 | 🦋 Trick Or Trick

173 15 5
                                    

╭┈────────── ೄྀ࿐ ˊˎ-
╰┈➤ ❝ [Trick Or Trick]

.ೃ࿐ Two Suspects

⚘ ⚘ ⚘

"Dua hari yang lalu, saksi menemukan korban tergeletak tidak bernyawa di dalam ruang kerjanya yang saat itu tidak terkunci. Ruang kerja itu hanya memiliki dua kunci, yang salah satunya diambil korban dan yang lainnya diberikan kepada istri korban. Namun, istri korban mengaku bahwa kunci yang diberikan kepadanya menghilang sehari sebelum pembunuhan terjadi."

Selena mengangguk setelah mendengar penjelasan Nindy. Melihat hal itu, Nindy melanjutkan penjelasannya.

"Saat kami menginterogasi keluarga korban, kedua putra korban mengaku bahwa merekalah yang membunuh korban. Kedua tersangka ini tidak tahu kalau mereka sama-sama mengaku kepada polisi secara bergantian. Anak pertama mengaku bahwa dia membunuh ayahnya karena dia melihat ayahnya berselingkuh di ruang kerjanya, begitupun dengan pengakuan anak kedua yang sama persis dengannya."

"Namun, kami curiga bahwa pelaku bukanlah kedua tersangka saat ini melainkan istri korban. Perilakunya saat di ruang interogasi cukup aneh. Dia tidak mau berbicara saat kami menginterogasinya. Hal ini membuat kami curiga bahwa kedua anak korban sengaja mengaku agar pelaku yang sebenarnya tidak dicurigai."

Penjelasan Nindy membuat Selena mengerti permasalahan dalam kasus ini.

"Apa ada bukti atau sidik jari yang ditemukan?" Tanya Selena saat Nindy tidak pernah membicarakannya.

Vian yang berada di samping mereka membantu menjawab. "Tidak ada sidik jari yang tertinggal selain sidik jari milik korban di dekat jendela dan di permukaan vas bunga yang pecah."

Raut wajah Selena terlihat lebih serius dari hari-hari biasanya. Hanya ada sidik jari korban. Jadi sidik jari pelaku pasti telah disamarkan. Selena mengangguk setelah memikirkannya.

Pelaku sepertinya telah merencanakannya dari lama dengan persiapan yang matang. Mungkin, ini bukan pertama kalinya pelaku melakukan pembunuhan.

"Bagaimana korban dibunuh?"

"Korban meninggal karena kekurangan oksigen. Tapi, ada beberapa bekas luka di lehernya." Kata Alan.

"Lalu bagaimana pengakuan kedua tersangka?"

"Kedua tersangka sama-sama mengaku bahwa mereka membunuh korban dengan mencekik leher korban. Korban melawan dengan cara melemparkan vas bunga, namun mereka menghindar sehingga vas bunga itu pecah. Dan juga sidik jari korban di dekat jendela karena saat itu korban hendak membuka jendela untuk meminta pertolongan kepada para pelayan yang berlalu lalang di dekat pintu utama. Kebetulan, jendela di ruang kerja korban mengarah langsung ke bagian perkarangan rumah."

Nila yang baru saja berbicara memerhatikan Selena yang tampak terdiam dengan raut wajah serius. Bukan hanya dirinya, Kenzo dan polisi lainnya juga sedang memerhatikan Selena dengan hati-hati.

"Hanya ada 5 orang saat pembunuhan terjadi?"

"Ya. Pembunuhan itu terjadi di malam hari sebab semua pelayan melihat bahwa korban baru masuk ke ruang kerjanya setelah makan malam. Semua pelayan tidak tinggal di rumah itu saat malam hari. Jadi hanya ada 5 orang di rumah saat itu."

Setelah Kenzo mengatakan hal itu, Selena menatapnya selama beberapa saat seolah sedang menunggu sesuatu.

Kenzo yang menyadari arti tatapan Selena terdiam sejenak. Setelahnya, kedua bola matanya tampak agak meredup saat dia mengingat sesuatu hal yang mencurigakan lainnya.

ALEXIORE: The Mystery Of NovelsWhere stories live. Discover now