Part 3

19.8K 1.6K 7
                                    

"Ni-Nia..Sonia.."Kataku gugup dan menjabat tangannya.

"Kita bertemu kembali...lama tak berjumpa.."Kata pria itu yang kurasa terlalu berlebihan.

"Kalian saling kenal??"Tanya pak Burhan.

"Iya"

"Tidak"

sahutku cepat dan bersamaan dengannya.

Pak Burhan dan Renata menatap kami berdua dengan heran. Aku menjawab tidak dan Armand menjawab iya.

"Baiklah...mungkin ini urusan anak muda..."Kata pak Burhan menengahi ketegangan diantara kami.

"Kita segera mulai saja meetingnya"gumam pak Burhan akhirnya.

"Bodoh..."

Pikirku dalam hati.

Kulihat Renata buru-buru keluar dan kamipun memulai rapat. Karena aku sekretaris Armand jadi mau tak mau aku duduk disebelahnya. Meeting ini terasa lama sekali. Sampai sepuluh menit menjelang makan siang baru selesai.

Aku masih berpura-pura sibuk supaya semua orang segera keluar dan pergi makan siang. Dan benar,dalam waktu lima menit ruangan ini sudah sunyi.

Tak lama handphoneku bergetar dan muncul nama Byon dilayar.

"Hallo,By. Ada apa??"Tanyaku sambil berjalan ke saklar mematikan lampu ruang meeting.

"Makan siang dimana??kebeteluan aku ada arah kantormu. Ada janji dengan clien.."Katanya yang terdengar lelah karena macet.

"Belum tahu By.ketempat biasa saja mau??"Tanyaku seraya melayangkan pandanganku keseluruh ruang meeting ini yang sudah rapi seperti saat sebelum digunakan.

"Okelah..kita ketemu disana yaa...atau mau kujemput?"Tanya Byon lagi.

"Sebentar.."aku menoleh mencari-cari keberadaan Intan.

Dia sedang berbicara dengan Armand.

Sial, kurasa hari ini mulai sial.

"Jemput yaa..Intan sepertinya sibuk.." Kataku.

"Baiklah..cepatlah turun yaa...perutku sudah protes terus.."Celetuk Byon seperti biasa.

"Sabar..." Kataku yang kemudian menutup telfon.

Aku duduk dikursiku dan kubereskan berkas yang sudah ada dimejaku.

"Aku juga lapar.."Gumamku dalam hati yang kutujukan pada berkas-berkas itu. Karena sibuk mencari file yang akan ku fotocopy dan dititp ke mas Anto OB dikantor aku tak menyadari ada seseorang sudah berdiri didepan mejaku menungguku selesai dengan kesibukanku.

"Ehm.."Suara orang itu membuatku tersadar dan mendongak.

Muncul wajah Armand dengan senyum menghiasi wajahnya.

"Ma-maaf... saya tidak tahu anda disini.."Gumamku pelan. Aku melirik Intan yang menatapku.

"Apa kau sibuk siang ini??"Tanyanya datar.

"Berkas-berkas anda akan saya siapkan setelah makan siang. Saya rasa tidak akan lama.."Kataku dengan suara gugup.

"Kenapa kau formal sekali bicara denganku?" Tanya Armand yang sepertinya mulai kesal.

Dia menoleh dan mendapati Intan sedang melihat kami berdua. Intan segera berpura-pura menelfon seseorang dengan telfon kantor.

Aku menoleh kearah handphoneku yang berdering. Sepertinya Byon sudah didepan kantor dan bisa dipastikan dia akan marah jika aku berlama-lama disini.

"Maaf, saya ada janji makan siang dengan teman. Saya permisi kalau anda tidak keberatan..." Kataku.

Armand menatapku kesal dengan sikap formalku yang terasa aneh ditelinganya. Seingatnya aku tak pernah berbicara seformal ini dengannya dulu sewaktu masih dikampus.

Aku segera bergegas menyambar tas ku tanpa kupedulikan lagi dia. Yang kupedulikan adalah Byon yang akan meledak jika aku tak segera turun.

Benarlah, begitu aku muncul Byon sudah siap memprotes sampai akhirnya dia berhenti saat kami tiba di resto yang tak jauh dari kantorku.

My Best Friend [COMPLETE]Where stories live. Discover now