Part 14

18.2K 1.5K 6
                                    

Mendung.

Lagi-lagi pagi ini mendung dan terpaksa hari ini aku naik busway karena kemarin aku nebeng Armand.

Pagi ini aku berangkat pagi-pagi supaya tak perlu repot-repot harus bertemu dengannya. Sejak kejadian tadi malam aku tak bisa tidur. Bagaimana bisa itu terjadi? Berkali-kali aku mengutuk diriku seperti pagar makan tanaman. Dan lagi handphoneku dibawa Armand jadi aku tak bisa menghubungi siapa-siapa.

"Haii Ivone!" Seru seseorang.

Spontan mataku mencari kesumber suara. Tampak anak SMA yang menyapa temannya. Ivone, nama itu nama yang ada dihati Armand sampai sekarang dan semalam.. astaga. Semoga dia tidak tahu kelakuan pacarnya itu.

Sesampai dikantor aku tak habis fikir kenapa bisa dia berubah begitu semalam? Apakah dia juga biasa melakukannya dengan Ivone? Ada gelitik rasa cemburu menghinggapi hatiku.

"Hh..betapa beruntungnya mereka.."Gumamku seraya memasuki lift.

Sesaat sebelum lift tertutup masuk sepasang kekasih. Dikantor masih pacaran, enaak betul mereka!

Ups!

Tapi siapa mereka?? sepertinya aku belum pernah melihatnya.

Terlalu muda untuk jadi karyawan disini. Mereka berpegangan tangan dan bercanda mesra.

Cemburu!!

Bagaimana bisa aku cemburu pada Ivone? Dia yang memiliki Armand, bukan aku.

"Bodoh!bodoh!" Kataku pelan seraya mengetuk-ngetuk kepalaku dengan jariku.

Sepasang remaja inipun menoleh dan terkejut. Menyadari ternyata ada orang lain didalam lift ini. Mereka hanya nyengir malu karena melihatku yang bertingkah aneh.

Bicara sendiri lebih tepatnya.

Saat dilantai empat lift terbuka dan muncul Damian dengan banyak gulungan kertas ditangannya.

"Pagi Nia!bisa bantu?" Tanya Damian.

Aku segera membantunya membawakan beberapa gulungan kertas ini.

"Kau ini! Punya asisten kenapa tidak minta tolong padanya??!"Hardikku.

Damian hanya meringis malu. Dia adalah orang yang sungkan menyuruh asistennya yang lemah lembut itu.

"Biasa..."Sahut Damian diiringi kikikan tawa yang ditahan.

"Huhhhh.." Dengusku.

"Mbak ini mbk Ilonia yaa?" Tanya gadis remaja itu. Aku dan Damian menoleh kearah dua remaja itu.

"Dia Sonia..." Kata Damian merevisi namaku.

"Oh, salah yaa.." Kata gadis itu nyengir.

"Tuh kan..bukan..pasti salah lihat..mirip saja sepertinya." Sahut sang remaja pria saat keluar dilantai 7.

Damian segera menuju ruang meeting dan dua remaja itu beriringan menuju ruanganku.

"Permisi mbak... apa mas Armand sudah datang yaa?" Tanya gadis remaja itu pada Intan yang sudah standby dimejanya.

My Best Friend [COMPLETE]Where stories live. Discover now