Part 20

18.3K 1.3K 5
                                    

Siang itu cuaca lumayan dingin karena hujan sudah turun sejak tadi pagi. Orang-orang berlari-lari cepat memasuki resto dipinggiran kota yang sudah menjadi langganannya sejak usai kuliah. Sesekali dibaliknya majalah dihadapannya itu dengan tak sabar.

"Haiii men...sorry telat!!"Seru seseorang seraya mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah kena hujaan.

"Oh...masih banyak kerjaan ya dikantor??" Tanyanya seraya menutup majalah dihadapannya dan tersenyum kecil.

"Tidak...tadi aku masih mengantar seseorang dulu..hehehe"orang itu tertawa riang sekali.

"Jadi ada apa ini? kenapa tidak dibicarakan dikantor??" Gumam orang itu seraya membaca buku menu dihadapannya.

Seorang pelayan berbadan gemuk datang dengan senyum teramah karena kedatangan dua orang ganteng dihadapannya.

Setelah memesan pelayan pun pergi dengan senyum specialnya yang berharap pengunjungnya akan terpesona.

"Kau kenal Felix?"

"Felix?? Felix yang mana yaa?? hahaha..kau tahu aku tak terlalu keren seperti dirimu,Ar!"

"Mantan pacar Sonia.." Gumam Armand seraya mengetuk-ngetukkan jarinya.

Pria dihadapannya yang tak lain adalah Damian mengerutkan keningnya. Berusaha mengingat-ingat pacar terakhirku.

"Ohh..Felixiano...kenapa memangnya??" Tanya Damian heran.

"Ceritakan sajalah...kau sudah tahu kan kalau aku.."

"Iya...iya...aku tahu..."Potong Damian seraya terkekah geli.

"Felix, dulu memang teman satu sekolahku waktu SMA tapi aku tidak terlalu kenal. Dia orang yang sedikit posesif menurutku. Aku belum sempat menghajarnya saat dia berselingkuh dengan sekretarisnya... sudah itu saja. Untung Sonia hanya berpacaran asal-asalan..hahaha..dia tak terlalu tertarik dengan pria itu..hahaha..." Damian tertawa.

Diapun berhenti saat pelayan mengantar minumannya dahulu.

"Terima kasih.."Sahut Damian seraya tersenyum.

"Asal-asalan bagaimana??" Celetuk Armand bosan dengan basa-basi Damian.

"Dia menerima Felix jadi pacarnya karena dia mau bunuh diri..hehehe...tapi akhirnya Sonia tak peduli kalau Felix bunuh diri..hehhehe.."Damian tertawa geli jika ingat ekspresiku saat putus dengan Felix, melompat-lompat dan bahagia sekali.

"Kalau Jose..?"Armand menggantungkan kata-katanya.

Spontan Damian menatap Armand dan air mukanya berubah tak bisa ditebak.

"Kenapa?? apa hubungannya dengan Sonia?"Tanya Armand.

Meja ini hening sesaat dan muncul pelayan gemuk tadi menyerahkan makanan yang dipesan. Namun kali ini dia tak mendapatkan simpatik seperti tadi saat mengantar minum.

"Jose...hmmm...baiklah...Jose adalah cinta pertama Sonia..aku, Jose dan Dion kakak Sonia adalah teman satu gang semasa SMA. Kami sering keluar bareng apalagi kami tahu Jose jatuh cinta pada Sonia sejak pertama kali bertemu.." Damian menghentikan ceritanya dan melahap nasi padang yang dia pesan.

"Jadi..cinta pertama yaa.."Gumam Armand.

"Berapa lama??" Tanya Armand penasaran.

"Cukup lama sekitar dua tahun..setelah lulus Jose kembali ke Milan dan kisah merekapun berakhir...meskipun dibilang hanya cinta monyet seperti yang selalu dijelaskan Sonia tapi perpisahan mereka membuat Sonia masuk rumah sakit karena anoreksia...selama sebulan dia masuk rumah sakit. Cinta yang tak pernah diungkapkan..sampai saat Sonia lulus dan ke Milan mereka berdua bertemu tanpa sengaja tapi sayang..."Damian diam lagi Dia tak tahu aku ini benar atau tidak.

"Apaa?" Tanya Armand.

"Jose sudah punya pasangan dan Sonia baru saja patah hati dengan..."

"Sia.."

"Dengan sahabatnya yang dicintainya diam-diam.."Gumam Damian.

Armand terdiam dan menatap Damian yang asyik menyantap makan siangnya. Dia tertegun sesaat sebelum akhirnya tersenyum. Ternyata alasannya selama ini adalah dirinya.

"Hhh...jadi..siapa lagi pria yang harus kukenal lagi selain mereka berdua??" Tanya Armand yang akhirnya menyentuh makan siangnya.

"Aku??" Kata Damian.

Armand melotot kearah Damian.

"Jadi kau juga suka dia??!" Kata Armand spontan karena kaget.

Damian tertawa keras sampai tersedak dan buru-buru minum air.

"Seandainya dia tidak duluan jadi pacar Jose pasti aku akan memacarinya..hehehehe..." Damian berhenti tertawa.

"Jadi...apa kau juga termasuk orang yang harus kusingkirkan?" Tanya Armand.

Damian tertawa keras lagi sampai seisi restoran ini menatap kearah meja mereka.

"Hentikan tawamu itu...berisik!" Hardik Armand.

"Saingan terberatmu hanya Jose...aku tahu pasti bahwa Jose masih suka pada Sonia..yahhh meskipun kau membuat Sonia patah hati dulu.."

"Hhh.....sudahlah.."Kata Armand yang tak ingin membahasnya lagi. Setidaknya cukup dia tahu alasan Sonia tiba-tiba hilang.

-

Malam ini sepi, aku sedang sibuk memasak makan malam saat telfon rumah berdering. Aku menatap telfon itu sesaat dan kuangkat pada dering kelima.

"Hallo..?"Suaraku muncul dengan tanda tanya.

Aku menatap kearah pintu, muncul wajah Armand yang lelah. Tadi aku sengaja pulang lebih awal supaya bisa nebeng Damian dan tidak merepotkannya. Waktu sudah menunjuk pukul tujuh.

"Kau mau bergabung makan malam?" Tanyaku.

Armand menoleh kearahku dan berjalan mendekat.

"Iya...aku juga sudah lapar..."Katanya pelan. Aku lihat dia sedikit berbeda.

"Baiklah..kau bersih-bersih dulu saja.."Kataku yang kemudian kembali pada orang ditelfon.

"Hallo..."Kataku lagi.

"Ahh, kukira kau menawariku makan malam...aku sudah senang sekali tadi..."Protes orang diseberang.

"Hahaha...maaf..maaf..ada apa Jose?? apa kau mau mengajakku makan malam??" Tanyaku seraya terkikik.

Kulihat Armand yang berhenti dan berbalik kearahku kembali. Dia meletakkan tasnya dimeja dan menggulung lengan kemejanya dan mencuci tangan. Aku tak peduli mungkin dia lapar sekali.

"Siapa tadi??"

My Best Friend [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang