Part 26

17.8K 1.3K 3
                                    

Reuni ini mirip ajang pamer dan berbagi gosip panas selama 5 tahun terakhir.

"Selamat, By. Acara lu sukses!"seruku saat sudah duduk berdua dengan Byon dipojok ruangan dengan segelas wine. Minuman ini tidak termasuk dalam daftar anggaran minuman yang disajikan acara Byon. Aku memesannya sendiri dan meminumnya sendiri pula.

"Lu gila deh.."sahut Byon tanpa merespon perkataanku tadi. Dia lebih merespon dengan apa yang kuminum.

"Segitu cintanya lu sampai minum gitu ya?" celetuk Byon.

"Astaga... bisa kalian berhenti menggosipkan gue dan Armand?" tanyaku kesal. Aku pun memutar posisi dudukku menatap Byon.

"Semalam Ivone kerumah.."gumamku menggantung.

"Ah, serius?" tanya Byon heran.

Aku hanya menaikkan kedua alisku menandakan aku serius.

"Lalu...apa kau frustasi karena kedatangannya?" tanya Byon.

"Aku terkejut sekali dengan ucapan Armand yang tak sengaja kudengar tadi..."

"lupakan apa yang dia ucapkan. Kurasa otaknya sedikit konslet!" cetusku jika ingat apa yang diucapkannya tadi.

"Kau adalah milikku.." cihhh...apa-apaan itu.

"Lalu...apa kenyataannya? kau tahu bahwa kalian menjadi hot gosip saat ini?" ucap Byon.

Aku hanya mencibir dan menceritakan kekesalanku pada Armand akan apa yang dilakukannya minus ciuman semalam.

"Ja..jadi..."

"Tidak ada... semua hanya G-O-S-I-P!!" seruku meyakinkan Byon dengan menekankan pada kata Gosip.

-

Saat pulang aku dan Armand terdiam dan tenggelam dalam keheningan. Pandanganku menyapu jalan yang sudah mulai sepi. Pandanganku sedikit kabur dan kepalaku sedikit pusing.

"Jadi... besok kita akan berangkat ke surabaya dengan penerbangan pertama...ok" kata Armand mengingatkan.

"Aku benci pesawat!" dengusku kesal.

Armand tidak menyahut dan menghentikan mobilnya. Awalnya aku ingin protes namun saat kulihat dia turun dan membuka pagar baru kusadari kami sudah sampai dirumah. Tidak lama kemudian Armand masuk mobil dan memasukkan mobil ini kedalam garasi. Sementara Armand menutup pagar, aku segera berjalan dengan sempoyongan membuka pintu.

"Shit!!" umpatku karena pandanganku tak bisa fokus kelubang kunci.

Akupun membungkuk dan melihat lubang kunci yang kurasa semakin kecil.

"Astaga..." gumam Armand yang tak sabar karena aku masih belum bisa membuka pintu.

Armand segera meraih kunci ditanganku dan membukanya dengan cepat. Saat pintu terbuka Armand segera menggendongku.

"Jangan protes!" hardik Armand.

"Astaga...kau galak sekali..."gerutuku.

Akupun menyandarkan kepalaku dibahu Armand sambil bernyanyi dan menggerak-gerakkan tanganku.

"Hhhh...hari ini kau benar-benar membuatku shock!"gumamku seraya terkikik.

"Armand..."

"Hmm..?" Armand tersenyum kecil saat melihatku meringkuk dalam gendongannya.

Aku diam tak bersuara. Aku tak tahu kenapa dengan fikiran dan perasaanku. Air mataku meleleh begitu saja. Perasaanku terasa lelah sekali.

"Jangan terlalu baik padaku...aku tak enak dengan tunanganmu..."

"Siapa?" tanya Armand seraya menaikkan alisnya.

"Aku memang kalah cantik dibandingkan dia... pemilik rumah strowberry..." aku mendesah dan menyembunyikan wajahku digelapnya ruangan ini.

Sejak masuk Armand tak menyalakan lampu, dia lebih kawatir pada keadaanku dari pada menyalakan lampu.

"Kau mengunci kamarmu?"tanya Armand.

"Hmmm?? entahlah..." gumamku yang merapatkan kepalaku ke bahunya.

Kudengar Armand mendesah dan berputar arah menaiki tangga.

"Kenapa kita harus ketemu lagi?" tanyaku.

Aku sungguh tak bisa mengendalikan lidahku. Sesaat terdengar suara hujan turun perlahan.

"Aku ingin petir menyambarku dan bumi menelanku...hihihi" aku terkekeh.

"Kalau tidak kuat minum jangan minum!" seru Armand.

"Aku tidak mabuk... sungguh... turunkan aku...aku pasti bisa berdiri tegak!!" seruku membela bahwa aku tak mabuk.

Akupun memberontak ingin turun namun Armand terus menggendongku dan menurunkan ku ditempat tidur.

"Jangan kawatirkan aku lagi...itu membuatku tidak bisa melupakanmu..."gumamku.

Armand terdiam sejenak mendengar igauanku.

" kenapa harus melupakanku?" tanya Armand ragu.

"Karena kau akan menikah... Jose juga menikah... dan aku akan sendirian...hahahaa.." kataku seraya tertawa hambar.

Aku tertawa sambil sambil menangis. Kurasakan kelelahan hatiku ini sudah diambang batas.

"Aku lelah..." gumamku pelan.

"Kau menangis?" tanya Armand saat mendengar suaraku yang bergetar.

"Hei..."bisik Armand pelan ditelingaku.

"Aku mencintaimu Sonia...maaf membuatmu sedih..." bisik Armand seraya meraihku dan memelukku.

"Aku juga mencintaimu..."gumamku seraya terkikik.

Kata-kata itu sungguh membuatku geli. Aku merapatkan tubuhku pada Armand dan otakku sudah lelah berfikir.

"Kurasa aku bermimpi... kurasa aku benar-benar cinta padamu sampai aku bermimpi kau disini..." aku tertawa lagi.

Akupun tidak ingin melawan lagi, biarlah Armand menjadi milikku dimimpiku.

"I love you... Armandilo..." bisikku yang kemudian mencium Armand.

"I love you too Sonia..." sahut Armand pelan.

Armand pun membalas ciumanku dengan lembut. Entah berapa lama kami berciuman dan entah apa yang membuatku begitu liar malam itu.

My Best Friend [COMPLETE]Where stories live. Discover now