Part 16

18.4K 1.4K 6
                                    

Kira-kira pukul dua pagi aku baru sampai rumah karena aku tertidur dirumah Nathania. Percakapan kami membuatku tertawa geli.

"Bawalah pacarmu juga.." aku tertawa kembali.

Pacar siapa yang akan kubawa? Aku tak punya pacar. Hubunganku dengan Felix sudah kandas enam bulan yang lalu karena perselingkuhannya dan saat ini aku tak ingin menjalin hubungan dengan siapa-siapa.

"Bagaimana Damian?"

Damian??

hhh, dia memang sangat baik sekali padaku,tapi aku tak pernah menganggap hubungan kami istimewa. Aku menguap saat memarkirkan mobil dan membawa semua barang-barang yang ada dimobil karena besok Romi akan mengisinya dengan semua pesanan orang rumah untuk acara pernikahan Dion. Itu artinya satu minggu kedepan aku harus mencari tumpangan,dan Damian adalah yang paling tepat.

Aku menguap kembali saat memasuki dapur dan mengambil segelas air dingin. Aku nyalakan lampu dapur dan kulihat ada puding didalam lemari pendingin. Aku menggerak-gerakkan badanku yang terasa capek sekali. Dengan malas aku berjalan masuk kekamarku dan keluar untuk mandi. Rumah ini terasa sepi sekali, aku melihat dilantai dua juga sepi. Maklumlah sudah jam dua pagi. Aku segera mandi dan kedapur lagi untuk membuat susu hangat supaya besok pagi saat bangun badanku tidak sakit. Namun aku terkejut karena kulihat Armand duduk didapur dengan mata merah.

"Kau dari mana??" Tanyanya.

Aku mengerutkan keningku. Aku masih diam dan mengambil gelas untuk membuat susu hangat.

"Kenapa kau baru pulang sepagi ini?" Tanya Armand lagi. Terdengar suaranya menahan marah dan aku menatapnya.

"Aku bukan anak-anak yang harus lapor kemanapun aku berada!kau bukan orang tuaku, abangku atau pacarku!"Sahutku kesal.

"Aku bertanya padamu!!" Balas Armand seraya mencengkeram pergelangan tanganku, spontan aku kaget dan gelas berisi susu ini bergoyang-goyang dan susu tumpah sedikit dimeja dapur.

"Kau ini apa-apaan sih?!" Ketusku seraya menarik tanganku. Semakin ku berusaha lepas semakin Armand mengeraskan cengkeramannya.

"Armand!"Seruku kesal. Matanya memerah dan bisa kulihat dia marah sekali dengan jawabanku.

Dengan kesal aku duduk dikursi terdekatku.

"Apa mau mu??" Tanyaku kesal.

"Baiklah..baiklah..." Sahutku saat kulihat dia masih menatapku tajam.

"Aku kerumah sepupuku dan aku ketiduran!kau puas sekarang??" Tanyaku kesal.

"Jadi lepaskan ta.."

"Sejak kapan ada saudaramu bule??" Potong Armand sebelum aku bisa menyelesaikan kata-kataku.

Jadi ini masalah Jose??grrrr...

"Bule tadi Jose..dia.."

"Aku tidak suka kau dekat dengannya!"Gertak Armand.

Eits...tidak suka?? apa hak nya melarangku bertemu atau dekat dengan pria manapun??!

Aku melengos dan kesal.

"Hhh..kau itu. Memang apa hak mu melarangku berteman dengan siapa saja?!huhhh..orang aneh"dengusku.

"Aku.." Kata-kataku terhenti saat tiba-tiba Armand menarikku dan menciumku.

Ciuman keduaku dengannya.

Kepalaku tiba-tiba terasa pening, sekan semua darahku berkumpul dikepala.

"Kalau kubilang tidak suka ya tidak suka!jangan melawan!"Bisiknya mengancam.

Diapun bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan aku yang masih mematung dikursiku. Kurasakan nada serius dibisikannya dan seperti sebuah ancaman. Entah kenapa tiba-tiba aku menyiram sisa susu ditanganku kearah Armand. Refleks karena jengkel. Armand berhenti dan menarik nafas. Berbalik kearahku dengan nafas memburu. Aku merasakan adanya ancaman disekitarku. Tatapannya membuatku seperti seekor rusa yang sudah tergolek lemah diterkam harimau.

My Best Friend [COMPLETE]Where stories live. Discover now