Chapter 50 - Starving

5.8K 823 481
                                    

Soundtrack : Hailee Steinfeld - Starving (feat Zedd, Grey)

"You know just what to say. Shit, that scares me, I should just walk away. But I can't move my feet. The more that I know you, the more I want to."

***

"Sehun?"

"Yes, luv?"

"Kurasa kau harus mandi air dingin lagi malam ini."

Hani melemparkan sendoknya dengan kasar sehingga suara denting dari sendok itu memecah keheningan. Lagi-lagi ia bertindak di luar kendali pikirannya. Ia ingin menahan itu tapi semakin ditahan rasanya semakin menyiksa. Hormon yang sungguh sialan.

"Hani... kenapa kau tiba-tiba begini?" Tanya Sehun. Matanya menggelap, coklat tua dan melebar. Sehun tengah menahan diri. Tapi Hani sangat ingin mereka lepas kendali malam ini.

Ampuni aku, Tuhan!

"Tidak tahu, Sehun. Aku tidak tahu. Hormon sialan yang sialan sekali, bukan?"

Sehun terkekeh kecil, sebuah tawa dengan keceriaan yang menular. Pria itu tertawa seperti anak kecil yang menemukan kodok di semak belakang rumah. Hani secara tak sadar ikut tersenyum tapi napasnya masih terengah. Seluruh oksigen adalah Sehun sekarang.

Tangan Sehun bergerak ke wajahnya. Sehun sering mengelusi wajahnya akhir-akhir ini. Dia suka... dan tidak suka. Sentuhan Sehun membuatnya malu sekaligus terlena. Ketika kulit itu menyentuhnya, ia tersengat oleh sebuah listrik statis bertegangan rendah yang efeknya membuat ia mendamba sentuhan Sehun yang lain.

Ia memejamkan mata saat jemari Sehun berjalan di atas rahang atasnya, membelai tulang pipinya dengan ibu jari. Hani terlena, menyandarkan diri pada belaian Sehun.

"Kau membuatku goyah, luv," ucap Sehun. Hani membuka matanya dan langsung dilumat oleh karamel Sehun yang begitu manis. Ibu jari dan telunjuknya saling meremas. Matanya tak mau lepas dari bibir Sehun yang merah jambu. Basah dan berkilau, masih menguarkan bau manis dari anggur merah yang barusaja diminum.

"Kau tak harus menahannya."

Sehun tertawa lagi. Jika pria itu banyak tertawa dia akan sesak napas. Terlalu banyak oksigen di sini.

"No, luv. Aku tidak boleh kehilangan kendali. Nanti, saat dia sudah siap."

Kata-kata Sehun justru membuatnya semakin sesak napas. Dia ingin hilang kendali tapi pria itu tidak. Dia mengerti, Sehun benar karena bayi mereka belum siap. Terkadang bahkan Hani masih merasakan nyerinya. Namun dia sungguh tidak bisa menahan lagi kali ini.

Melihat Sehun membuat isi kepalanya penuh. Sangat penuh sampai meluber. Ia menginginkan Sehun dan entah dengan cara apa ia harus mendapatkan itu.

Dia menjadi nakal lagi dan Sehun akan memarahinya lagi.

Tapi Hani tak peduli.

Hani hanya ingin Sehun.

Sekarang.

Di sini.

"Apa winenya manis?" Tanya Hani. Berbasa-basi seraya tangannya melingkari leher Sehun. Bibirnya ia gigit, tidak tahan dengan pemandangan bibir Sehun juga sekaligus ingin membuat kabut dalam kepala pria itu semakin banyak mengepul. Kegelapannya akan membuat Sehun hilang kendali.

"Tidak semanis kau, luv," jawab Sehun. Hani merasa dentuman yang besar terjadi di dalam dada. Ada satu euforia besar yang terjadi, sebuah sorak-sorai seperti hari kemerdekaan. Kembang api dan terompet ada di mana-mana.

Saint or Sinner [COMPLETE - OSH]✅Where stories live. Discover now