Chapter 88.3 - Rescue (End)

2.2K 329 130
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sehun merasakan jantungnya turun seketika ke perut. Rasa mual akibat keterkejutan itu kembali hadir dan berputar-putar di dalam perutnya. Ia membawa tangannya yang bergetar menuju ke daun telinga kanannya yang mengucurkan darah hasil dari tembakan Hani tadi. Matanya menatap tidak percaya pada darah yang menodai telapak tangannya.

"Apa kau pikir aku bermain-main dengan semua yang kukatakan tadi, Oh Sehun? Saat aku menembakmu lagi, pelurunya tidak hanya akan menyerempet telingamu tapi sungguhan akan melubangi kepalamu. Begitu juga denganmu, Jongin." Hani menoleh kepada Jongin yang berusaha mendekat kepadanya, matanya tajam dan nyalang, penuh amarah juga peringatan.

"Sekarang apalagi, Jongin? Apalagi yang akan kau lakukan untuk mengatur hidupku? Setelah membuat Soojin pergi, siapa kau memutuskan apakah Chanyeol pantas bangun dari tidur lelapnya atau tidak? Dia menganggapmu sebagai saudara laki-lakinya dan kau mengurungnya di dalam rasa sakit selama bertahun-tahun. Iblis macam apa kau sebenarnya, Kim Jongin!"

Jongin mematung di tempatnya. Matanya memerah dan berkaca-kaca sementara lidahnya ikut kelu. Ia tak bisa memberikan penyangkalan apapun terlebih ketika melihat Hani melurungkan pistol yang sejak tadi mengacung kepadanya dan Sehun.

"Aku pernah memiliki mimpi memiliki sebuah rumah kecil di tepi desa, jauh dari semua kebisingan dan kekacauan ini. Oh Sehun kau pernah memberikannya kepadaku. I thougt it was real, but none of it was real. Pada akhirnya mimpi itu berakhir buruk. Selalu seperti itu.

"Aku sudah mengatakan pada kalian untuk menjauh dariku. Aku mendorong kalian untuk mundur tapi kalian memaksakan semua ego kalian kepadaku. Dan saat semuanya berakhir tidak seperti apa yang kalian harapkan, semua kesalahan itu kalian limpahkan kepadaku. Sialan!"

Hani kembali mengacungkan pistol itu kepada Sehun. Amarah yang seluas semesta ada di dalam pekat kopi Hani yang menggelap dan tak terjangkau dasarnya. Baik Jongin maupun Sehun melihat Hani yang tanpa ragu menarik kembali pelatuk itu dengan perlahan. Jantung mereka berdegup begitu cepat sekarang, pun sorot mata mereka yang sama-sama hanya tertuju kepada Hani seorang.

"Ayo kita akhiri semua kekacauan ini dan membakarnya bersama di neraka."

Suara ledakan itu kembali terdengar. Kali ini dua kali tapi tembakan itu tidak membunuh Jongin atau Sehun. Jongin mengalihkan pandang pada Sehun yang berlutut di lantai dengan kakinya yang mengucur darah akibat tembakan yang baru saja Hani lepaskan. Lantas kini keduanya kembali kompak memindahkan atensi kepada Hani yang jatuh berlutut perlahan seraya tangannya memeganggi bagian dadanya yang kini merembes dari dari balik dress putihnya yang lusuh.

"Kau tidak akan bisa memanfaatkan aku untuk membalas dendammu, Oh Taeseok. Dendammu itu tak ada urusannya denganku, tapi aku tak akan lagi membiarkanmu menyentuh orang-orang yang aku sayangi. Aku tidak akan lagi membiarkan siapapun menorehkan luka akibat kehilangan di dalam hidupku lagi. Jadi, ayo kita mati bersama saja."

Saint or Sinner [COMPLETE - OSH]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang