12. Seberapa Berani Felicia?

4.7K 518 197
                                    

Yang belum follow akun ini yuk follow dulu, biar kamu tetap bisa baca kalau part selanjutnya aku privat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang belum follow akun ini yuk follow dulu, biar kamu tetap bisa baca kalau part selanjutnya aku privat.

"Butuh keberanian yang besar untuk mengingat kembali masa lalu yang telah dilupakan. Aku rasa, Felicia tidak akan cukup berani melakukan itu."

-oOo-

Aku sedang menghadiri makan malam keluarga. Sebenarnya, bukan keluarga besar Lim. Hanya ada aku, Bang Lucas, Bunda, dan Kakek Lim kemudian Tala menjadi tamu utama kami. Kakek Lim sengaja mengundang Tala untuk membicarakan kemungkinan diterimanya surat lamaran Tala untuk menikahiku. Surat lamaran itu sudah sampai ke bibi dan paman Lim yang lain, mereka memberikan pendapat jika Nabastala Ekadanta sesuai dengan kriteria. Bahkan lebih dari cukup untuk menggantikan Jarwo Sujarwo.

Keluargaku ini memang unik. Sebelum menikah kami membutuhkan persetujuan seluruh anggota keluarga yang memiliki nama belakang Lim. Ada juga konsultan pernikahan yang dilibatkan, mereka menimbang jenjang pernikahan kami untuk belasan tahun ke depan. Jadi, aku dan Bang Lucas memang tidak boleh asal menikah dan menemukan cinta sejati kayak cerita Disney. Huft banget yah!

Contoh nyata pernikahan melawan kehendak keluarga adalah ayah dan bunda. Sedari dulu ayah selalu diasingkan oleh Keluarga Lim. Bunda menikah dengan ayah tanpa persetujuan Kakek Lim, akibatnya aku diberi nama belakang Lim dan bunda pun bercerai dengan ayah ketika aku berusia empat tahun.

Aku beberapa kali bertemu ayah. Ayah memiliki usaha pada bidang kuliner, restoran yang cabangnya ada di seluruh Indonesia. Beberapa kali aku bertemu ayah saat liburan di Bali. Kami tidak membenci ayah, dia hanya tidak cocok dengan peraturan yang ada di keluarga ini. Ayah egois karena meninggalkan anaknya, memang. Tapi ayah tidak pernah melupakan tugasnya sebagai orangtua. Dia rutin menghubungi kami dan menyelesaikan kenakalan anak-anaknya dengan sabar.

Ah, sudah lah jangan bicara soal ayah. Aku jadi sedih. Mari kita fokus dengan percakapan malam ini.

"Serius kamu mau menikah dengan adik saya?" Bang Lucas bertanya setelah menu utama datang.

Kebiasaan Keluarga Lim adalah menjadikan makan bersama sebagai arena diskusi. Makanya kami sekeluarga kurus-kurus karena tidak bisa menelan makanan dengan baik. Bagaimana tidak? Topik yang dibawa selalu serius pula.

"Iya." Tala mengiyakan.

Bang Lucas sengaja menggunakan 'kamu' dan 'saya' karena Kakek Lim menentang panggilan informal seperti 'lo gue'.

"Kakek rasa Felicia tidak perlu bekerja lagi setelah ini. Jabatannya sebagai direktur muda di LL Bank bisa diserahkan ke Anggara Lim," kata Kakek Lim.

Oh My Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang