16. Malam Ini, Kamu Untukku

8.3K 538 313
                                    

(Bacanya, disarankan sambil mendengarkan lagu-lagu ini hehehe)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bacanya, disarankan sambil mendengarkan lagu-lagu ini hehehe)

Kamu yang terdalam untuk Hatiku―Twelveblossom

Kamu bagian terdalam diriku.

Seberapa keras pun aku membuatmu tenggelam.

Diriku akan selalu menemukanmu.

Lagi-lagi dan lagi menjadikanmu yang terdalam.

Bukan kuasaku melupakanmu.

Selalu ada kamu yang terangkum.

Sekeras apa pun mengenyahkanmu.

Ini tak adil, namun aku hanya dapat diam.

.:. Jangan lupa vote dan komentar ya agar cerita ini berlanjut ;D.

-oOo-

“Aku sangat gugup,” aku merangkum segala hal yang berputar-putar dalam kepalaku ketika menyambut orang tua Tala. “Mom, spektakuler seperti biasa dan Dad ototmu luar biasa!” Aku melanjutkan dengan pujian setelah memeluk mereka.

Aku sudah mengenal orang tua Tala bertahun-tahun lalu karena mereka adalah sahabat Keluarga Lim. Aku memanggil mereka dengan Mom dan Dad. Sementara nama asli dari Mom adalah Jane Ekandata dan Dad memiliki nama Birendra Ekadanta. Nama mereka banyak dimuat pada surat kabar karena sering sekali membangun rumah sakit serta menuangkan banyak uang untuk berdonasi.

“Kamu seharusnya tidak gugup, Sweetheart,” kata Dad sembari memberikan buket mawar putih yang cantik kepadaku. “Kamu hanya bertemu calon mertua yang sedang menilai keterampilan calon menantunya,” kelakar Dad.

“Oke, aku tidak hanya gugup sekarang tapi merasa tak percaya diri.” Aku berpura-pura memasang wajah sedih.

“Rasanya aneh mendengar princess kesayangan kita tidak percaya diri. Felicia Lim yang kami kenal memiliki confident maksimal,” timpal Mom sambil duduk di kursi makan apartemen Tala. “Wow, menunya mengesankan,” dia berkomentar.

Aku bersyukur Jasper menghidangkan makanan dengan sangat baik. Aku memberikan senyum lebar kepada Mom. “Mom, please. Jangan pernah mengira aku memasaknya sendiri,” ungkapku.

Tala yang baru masuk ruang makan memelukku dari belakang. Dia mengecup pipiku singkat sebelum berkomentar, “Kalau Lizzy yang memasak pasti sudah terjadi kebakaran di sini.”

“Ih, Mas Tala. Kok jahat sama aku.” Aku mencubit pinggang Tala yang langsung mendapatkan tawa darinya.

“Jasper ke mana?” tanya Tala lalu duduk di sebelahku.

Oh My Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang