Hara ¦ 07

103 55 188
                                    

W A K T U  sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Saza tengah merias diri di depan cermin dan Hara tengah duduk tersenyum memperhatikannya.

"Semangat amat, Teh," sindir Hara.

"Namanya juga mau pesta, Ib," Saza fokus memoles lipstik pink di bibir mungilnya. "Lo ikut, gak, Ib?"

"Gak, ah, Teh," tolak lembut Hara. "Pasti berisik."

"Huft! Gak asik lo, Ib!" olok Saza.

"Pesta kayak gitu penuh dosa, Teh," pidato Hara membuat Saza langsung menatapnya sambil menghela napas. "Jadiin ini pesta terakhir, ya, Teh,"

"Makasih udah ngingetin gue, Ib. Maaf, gue gak bisa janji." balas lembut Saza. "Tapi gue bakal usahain."

"Iya, Teh," Hara mengangguk pelan. "Maaf, ya, Teh, kalo Hara bawel, Hara cuma mau Teteh jauh dari dosa," 

"Nggak apa-apa, Ib," Saza tersenyum. "Gue seneng ada yang ngingetin gue."

"Hara seneng Teteh gak benci sama Hara," Hara lega.

"Udah, ah, Ib!" Saza berdiri. Hara pun menatapnya dari atas sampai bawah. "Gue mau party, jadi gue harus dapet awal yang funny."

Hara terus menatap keelokan tubuh Saza yang ditutupi gaun merahnya. Gadis itu benar-benar cantik dengan gaun selutut yang mampu menggoda iman setiap laki-laki, termasuk Hara. Menyadari pandangannya mulai terkecoh, Hara pun menelan salipa dan menatap ke arah lain.

"Jangan terlalu seksi, Teh," hardik Hara.

"Lah," Saza mendekati Hara dan duduk di sampingnya. "Terus, gue harus pake mukena ke pesta malam, gitu, Ib?"

"Itu lebih baik, Teh,"

"Kesannya gue kayak kunti dong, Ib,"

"Biarin, Teh. 'Kan, yang penting menutup aurat."

"Gue mau ngasih bocoran sama lo, Ib." Saza memilih menggantikan topik.

"Bocoran gimana, Teh, maksudnya?" Hara tidak mengerti. "Yang kalo PMS itu, ya, Teh?"

"Bukan,nSayang," Manja Saza, Hara pun salah tingkah mendengar kata 'sayang'. "Gue mau ngasih tau type cowok gue sama lo, cuma sama lo doang."

"Ohhh," ucap Hara tersenyum berseri-seri. "Kalo gitu tipe cowok Teteh gimana? Yang tips X atau XL?"

"Ish!" Saza mulai kesal. "Bukan itu, Goib! Udah di panggil sayang, masih aja ngeselin."

"Oh, apa, atuh, Teh?" Hara cengengesan membuat Saza mendekatkan wajahnya ke telinga laki-laki itu.

"My type is sexy boy." bisik manja Saza.

"Sexy itu yang kayak gimana, Teh?" Jelas Hara tidak mengerti karena Saza menggunakan bahasa Inggris.

"Yang kayak Buto Ijo." sahut Saza. "Lo kalo mau gue suka sama lo, lo harus pake kolor ijo, biar sexy kayak Buto Ijo."

"Baik, Teh!" Hara tersenyum senang. "Tapi, Hara teh gak punya kolor ijo, adanya kolor ungu, boleh, Teh?"

"Boleh banget, Ib!" seru Saza. "Lo pasti lucu, kayak bayi."

Bayi onta. lanjut Saza dalam hati.

"Pasti, dong, Teh, kan ngikutin saran teteh." kata Hara. "Saran Teteh pasti bagus, 'kan, Teh?"

"Woiyaa, dong!" Saza mulai percaya diri,  membuat Hara tersenyum bahagia.

"Pestanya di mana, Teh?" tanya Hara.

"Di deket sini, kok," jawab Saza. "Lo kalo tiba-tiba berubah pikiran terus pengen ikutan, lo susulin gue aja ke sana."

Hara (Selesai)Where stories live. Discover now