Hara | 26

50 15 33
                                    

S A Z A  tengah sibuk mempersiapkan pestanya. Ia mondar-mandir untuk memastikan semuanya sudah siap.

"Woy! Sa!" pangil Faiq, ia mendekati Saza dengan satu buket bunga. "Ini disimpan di mana?"

"Di kuburan!" sembur Saza.

"Serius, bege!" Faiq menyentil kening gadis itu.

"Taro di kamar gue aja!" ujar Saza. "Bunga itu buat hiasan malam pertama gue sama si Goib nanti!"

"Udah mikir ke sana lu?!" sinis Faiq yang langsung tersenyum jahil. "Gimana kalo Tuhan tiba-tiba manggil lo atau si Goib!"

"Jangan ngedoain, Odang!" amuk Saza.

"Dahlah!" Faiq melengos. "Harus pergi sebelum kuping copot."

Saza terkekeh pelan. "Jangan nyolong apa pun dari kamar gue, ya!" teriaknya.

"Gue mau nyolong sempak si Goib, ahhh!" Tawa Faiq pecah.

Saza menggeleng pelan. Ia menatap jam yang ada di tangan kanannya, lalu mengerutkan alisnya. Waktu sudah hampir sore, tapi Hara belum juga kembali.

"Ck! Tuh anak ke mana, sih?!"

🍃

Waktu sudah malam. Semuanya sudah berkumpul untuk menunggu Saza memotong kuenya. Gadis itu terus menyilangkan tangannya di dada. Ia mulai gelisah karena Hara masih tidak ada di dekatnya.

Gila, ya, tuh, anak! Ngilang di hari penting kayak gini!

Semua orang yang ada di sana, mulai berbisik karena Saza tak kunjung memulai pestanya. Gadis itu terus memasang wajah datar, namun tetap terlihat mempesona. Mahkota dan gaun pink yang ia gunakan sangat cocok sebagai penggambaran hari kebahagiaannya.

"Sa!" Saga menghampiri Saza. "Selamat ulang ta—"

Saza mengangkat satu tangannya di depan wajah laki-laki itu. "Jangan dulu ngucapin!" peringatnya. "Gue mau ... si Goib yang pertama kali ngucapin 'selamat' sama gue."

Saga mendengus. Sa, sa ... dia gak bakal dateng, Sa.

"Hai, Sayang!" Ararya menyodorkan seikat bunga pada Saza. "Happy birt—"

"Diem!" perintah Saza. Ia mengambil bunga itu untuk menghargai Ararya. "Jangan dulu ngucapin."

"Wih .... Wih .... Wih ...." Faiq mendekati Saza dengan tatapan kagum. "Cantik amat—" Ia menggantung kalimatnya, lalu mendekati Ararya untuk berbisik. "Pacarnya si Goib!"

"Setan!" semprot Ararya, menyiku perut Faiq.

Saga menepuk punggung Ararya. "Kenapa belum ada pesan masuk, sih?" protesnya pelan.

"Sabar ...." ujar Ararya.

Ting!

Suara dari ponsel Saga, membuat laki-laki tersenyum senang. Ia segera membuka benda pipih itu dan melihat isi pesannya.

Hahaha! Akhirnya, yang ditunggu-tunggu sudah tiba.

"Sa?" panggil Saga. Gadis itu pun menoleh. "Lo nungguin Hara?"

"Ya iyalah! Masak nungguin lo?!" Saza mulai sewot.

Saga menunjukkan pesan yang ia dapatkan pada Saza. Mata gadis itu langsung memerah membaca pesan yang dibacanya.

Send a picture.
Selamat ulang tahun, Teh.

Napas Saza memburu. Emosinya seketika memuncak melihat foto Hara tengah tidur bersama Eliva. Gadis itu langsung mengambil pisau di sebelahnya dan menusukkan sebilah tajam itu pada kuenya.

Hara (Selesai)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant