3. Ekspektasi

47.3K 5.4K 822
                                    

1,5k vote & 1k komen lanjut ya, tapi aku usahain update secepatnya meksipun belum nyampe target. Targetnya itu buat penyemangat aku aja gaiss, biar aku tau antusias kalian😔💗

Urutan baca kisah Gala Riri : My Childish Girl, Bucinable, Gala & Riri, Bucinable 2.

Yang gak vote dan komentar ntar jadi sadboy/girl kayak Gala!!!😡

Yang gak vote dan komentar ntar jadi sadboy/girl kayak Gala!!!😡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

3. Ekspektasi

"Nyatanya ekspektasi orang lain ke gue justru ngebuat gue takut untuk berekspektasi."

***

"Pa, apa kabar?"

Tersenyum tipis, cowok dengan wajah sendu dan mata sedikit memerah itu meletakkan bunga pada dua gundukan tanah di hadapannya yang posisinya bersebelahan. Masing-masing ia letakkan satu buket bunga. Buket bunga baby breath berwarna putih ia letakkan di atas makam dengan batu nisan bertuliskan nama Abraham. Sedangkan buket bunga mawar merah ia letakkan di atas makam dengan batu nisan bertuliskan nama Anita.

"Maaf, ya, Pa. Dulu waktu Papa masih ada, Gala nggak pernah nanyain kabar Papa. Gala selalu sibuk sama dunia Gala sendiri sampai akhirnya setelah Papa pergi, Gala baru sadar, ternyata hal kecil, seperti nanyain kabar ke orang yang ada di sekitar kita itu penting."

Gala membuang napasnya kasar. Ia menatap sedih makam di hadapannya dengan tangan bergerak pelan mengusap dan membersihkan batu nisan bertuliskan nama papanya yang sedikit kotor oleh debu itu.

Beberapa detik berikutnya, Gala lantas kembali tersenyum. Senyum manis yang seolah sengaja ia gunakan untuk menutupi rasa sedih di hatinya. Satu tahun belakangan ini, hampir dua minggu sekali, Gala rutin menyempatkan diri datang ke sini. Berkunjung ke makam orang tuanya yang pergi dua setengah tahun lalu karena kecelakaan dalam perjalanan bisnis. Waktu itu, hubungan Gala dengan papa dan mama tirinya memang sedang tidak baik-baik saja. Alhasil kini setelah kepergian mereka, rasa sedih dan penyesalan Gala bertambah berkali-kali lipat.

Namun, tanpa disadari, ternyata dengan rutin mengunjungi makam mereka di setiap waktu luang yang ia miliki seperti ini, berhasil membuatnya merasa sedikit lega. Seolah dengan hal ini, Gala bisa menebus kesalahannya di masa lalu. Juga mampu membuatnya semakin tegar dan pelan-pelan terlatih untuk menerima kepergian Abraham dan Anita dengan hati yang lebih ikhlas.

Meskipun di beberapa momen, Gala juga masih sering merasa dunia ini tidak adil. Ia sering berpikir, kenapa orang-orang yang ia sayangi selalu berujung pergi? Meninggalkan dirinya dan membuatnya merasakan kesepian yang teramat dalam.

Menghela napas panjang, Gala mendongak untuk beberapa detik lalu menyugar rambutnya ke belakang. Cowok itu kembali fokus menatap batu nisan papanya. "Kabar Gala masih sama kayak yang Gala ceritain kemarin-kemarin, Pa. Gala belum baik-baik aja."

BUCINABLE 2 ; More Than Home Where stories live. Discover now