24 - JAWABAN

4.2K 826 105
                                    


Hana sontak bangkit dari kasurnya saat melihat pesan yang dikirimkan oleh Juna beberapa detik yang lalu. Hana membacanya sekali lagi, mencoba memastikan dirinya tidak salah baca.

Kak Awan 🌥

Gue di depan rumah lo

"Gimana ini!!"

Hana seketika panik, ia segera merapikan rambutnya dan memeriksa wajahnya sebentar di kaca. Setelah memastikan penampilannya cukup cantik untuk menemui Juna, Hana segera berjalan keluar kamar menuju depan rumahnya.

Dua hari berjalan begitu cepat. Juna akhirnya kembali dari bogor. Dan, selama dua hari ini pula Hana mempertimbangkan baik-baik permintaan Juna untuk dapat kesempatan dari Hana.

*****

Hana tersenyum gugup ketika melihat Juna benar-benar sudah berdiri di depannya dengan senyum yang begitu menawan. Padahal hari masih pagi, tapi cowok ini sudah muncul di hadapannya.

"Hai," sapa Juna.

"Hai, Kak," balas Hana merasa malu. Tiba-tiba bayangan kejadian dua hari lalu kembali memutari kepalanya.

Hana menghela napas pelan, berusaha menenangkan detakan jantungnya yang mulai berpacu cepat.

"Gimana kondisi lo? Udah baikan?"

"Gue udah sehat banget, Kak."

Juna tiba-tiba mengeluarkan sebuah paper bag dari belakang tubuhnya.

"Buat lo."

Hana mengerutkan kening, lalu menerimanya dengan bingung.

"Apa ini?"

"Donat, kesukaan lo."

Hana tertegun sesaat, kemudian mengembangkan senyumnya kembali.

"Makasih Kak Juna."

"Gue beli agak banyak, jangan lupa kasih ke Bu Rita juga," canda Juna.

Hana mengangguk-angguk, mengiyakan. Beberapa saat keadaan mendadak hening dan sedikit canggung. Baik Hana dan Juna terlihat bingung untuk membuka topik lagi.

"Kak Juna kapan datang dari bogor?" tanya Hana memecah keheningan mereka.

"Baru aja."

Hana terkejut mendengarnya.

"Baru aja dan Kak Juna langsung kesini?"

Juna mengangguk.

"Iya."

"Nggak pulang ke rumah dulu?"

"Setelah ini gue pulang."

Hana mengerjap, masih takjub.

"Kak Juna datang pagi-pagi cuma mau anterin donat ini buat gue?" tanya Hana memastikan.

Juna mengangguk kedua kalinya.

"Iya."

Hana merasa terharu mendengarnya.

"Mau masuk dulu Kak?" tawar Hana, tidak enak sedari tadi Juna berdiri di depan rumahnya.

"Nggak perlu. Gue langsung balik aja. Mau istirahat."

HI AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang