Hana memperhatikan penampilannya sekali lagi di depan kaca, Hana mengembangkan senyumnya, sejak kemarin Hana bertekad untuk menjadi pribadi lebih baik dan lebih mengagumi dirinya sendiri.
Hana mengambil lip tint yang pernah diberikan Jian kepadanya namun tak pernah Hana pakai, untuk pertama kalinya Hana mencoba make up di wajahnya meskipun hanya dandanan sederhana.
Setidaknya Hana berusaha step by step menjadi sosok Hana yang lebih baik dan lebih terawat agar Hana bisa merasa lebih percaya diri dengan penampilannya yang selama ini selalu ia insecure-kan.
"Oke, not bad," ucap Hana puas dengan penampilannya sekarang.
Hana memeriksa jam tangannya masih menunjukkan pukul setengah tujuh, masih ada setengah jam lagi sebelum Juna menjemputnya. Hana memang sengaja bersiap-siap lebih awal agar tidak membuat Juna menunggu.
Hana menghela napas pelan, merasakan detakan jantungnya kembali berpacu cepat jika mengingat ia akan keluar bersama Juna untuk makan malam hari ini.
"Tenang Hana, jangan gugup, ya."
*****
Hana keluar kamar, ingin menunggu di ruang tamu. Namun, langkah Hana terhenti saat melihat sosok Juna sudah duduk di ruang tamu dan berbincang dengan Ibunya.
"Kak Juna kapan datang?" kaget Hana.
Juna menatap Hana sembari tersenyum.
"Barusan aja Han."
"Kenapa nggak ngabarin?"
"Biar lo nggak buru-buru."
Hana tersenyum kecil, ternyata mereka memiliki pikiran yang sama. Hana mengalihkan pandangannya saat menyadari Juna memperhatikannya dari atas sampai bawah, Hana merasa sedikit canggung.
"Cantiknya anak Ibu," puji Rita ikutan terkesima dengan penampilan Hana malam ini. Jarang sekali Hana mengenakan dress selutut. Bahkan Hana juga sedikit berdandan.
"Ibu jangan bilang kayak gitu," pekik Hana malu, masih belum terbiasa mendapat pujian seperti itu.
"Emang kenapa? Beneran cantik kok. Kalau nggak percaya mau Ibu tanyain ke Juna?" goda Bu Rita.
Hana langsung menggeleng cepat, mendadak panik.
"Nggak usah Ibu."
Rita terkekeh, puas melihat wajah putrinya yang salah tingkah.
"Cantik Han," ucap Juna tiba-tiba.
Hana langsung terdiam, mengembangkan senyumnya dengan canggung. Hana bisa merasakan kedua pipinya memanas karena ucapan Juna.
"Ma... Makasih Kak," jawab seadanya.
Juna ikut tersenyum, Hana selalu terlihat menggemaskan jika bertingkah malu-malu seperti itu.
"Mau berangkat sekarang?" tanya Juna.
Hana mengangguk.
"Iya, Kak."
Juna segera berdiri dan berpamitan ke Rita. Begitu juga dengan Hana.
"Juna izin ajak Hana keluar ya, Bu," ucap Juna dengan sopan.
"Iya nak Juna, Ibu nitip Hana ya. Kalau nyusahin turunin saja di jalan," canda Rita.
"Ibukk!!" seru Hana tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI AWAN
Teen Fiction(MARIPOSA UNIVERSE) Bagiku, menyukainya dari jauh sudah cukup. Aku berani menyukainya tapi takut untuk mendekatinya. Bahkan, untuk menyebut namanya saja aku terlalu gugup. Karena itu, aku selalu menyebutnya Kak Awan.