PROLOG

32.1K 1.6K 1
                                    

•••

Kami bersitatap, aku menyadari keterkejutan Gavi dari matanya yang melebar mendapatiku datang. Kueratkan pegangan pada tote bagku. Sejujurnya, aku bingung menghadapi pria ini.

"Gav," ujarku lirih. "Sorry banget. Aku... mau minta tolong."

Mata dinginnya menatapku dari ujung kepala hingga kaki, membuatku sedikit risih. Dia tak mengatakan apapun bahkan setelah mengizinkan aku masuk. Begitu mengikutinya ke dalam, aku tahu tidak ada yang berubah dari tempat tinggalnya ini.

"Duduk," titahnya mutlak.

Aku menurut. "Maaf, aku dateng tiba-tiba. Ini urgent, mungkin cuma kamu yang bisa bantu aku."

Gavi menyatukan kedua tangannya, dia masih enggan menatapku. "Kenapa?"

Mendadak, detak jantungku berdentum amat kuat. "Tolong, bantu aku cari... Bumi... anak aku."

•••

I'm back with a new story. Hope you guys like it.

Banyak cinta,
Lin. 🤍

The Lost EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang