6. Hobi Merepotkan

8.8K 1.1K 555
                                    

Narasi yang aku tulis tolong dibaca semua yaa. Biar nggak ada pertanyaan yang seharusnya nggak ditanyakan karena udah ada jawabannya😔🙏

Ini 5 tahun kemudian dari bab sebelumnya. Di sini Caca umur 18 tahun (kelas 3 SMA). Ilham 21 tahun (kuliah semester 5). Ini masa sekarang. Bukan flashback lagi

Aku update lagi kalo vote dan komennya udah 500 yaawww💗💗

***

6. Hobi Merepotkan

***

5 tahun kemudian...

BRAK!!

"KAIIIILLLLLL!!!"

Teriakan melengking berpotensi merusak gendang telinga menggema di dalam ruangan berukuran 5×5 bernuansa putih abu-abu tepat setelah pintu dibuka paksa dari luar. Mengganggu tidur pulas seorang cowok dalam balutan selimut putih tebal yang menutupi ujung kaki hingga ujung kepala. Hanya menyisakan sedikit celah di bagian wajah untuk menghirup udara.

"KAIL!! BANGUN!!" teriaknya lagi dengan suara yang masih sama.

Cewek dengan seragam putih abu-abu lengkap berserta sneakers putih berdiri di ambang pintu dengan wajah sebal. Helaan napas lega perlahan terdengar ketika melihat cowok yang ia teriaki mulai bergerak sedikit demi sedikit.

"Dasar kebo!" ledeknya pelan. "Jam segini masih molor. Mana hidung sama mulutnya mangap-mangap mirip sapi!"

Tangan kiri cewek berambut sepunggung yang kini dibiarkan terurai, masih memegang ujung gagang pintu. Menahan pintu agar tetap terbuka. Sekaligus berjaga-jaga jika saja pintu ditutup paksa oleh sang tuan rumah dan dirinya berakhir diusir seperti yang sudah-sudah.

"Engghhh... "

Sementara itu, dengan gerakan malas, cowok yang masih terbaring di tempat tidur, terlihat menggeliat. Meregangkan otot-otot tubuh sebelum menyibak selimut tebalnya dan mengubah posisi menjadi setengah duduk dengan bersandar pada kepala ranjang.

Samar-samar matanya yang belum terbuka sempurna dapat menangkap kehadiran seorang cewek yang sudah tidak asing lagi baginya. Berdiri di sana dengan senyum menyebalkan yang ingin sekali ia musnahkan detik itu juga.

Caca. Iya, cewek itu adalah tetangga sebelah rumahnya yang super duper berisik. Satu lagi, cewek itu mempunyai hobi aneh selain hobi membuat kue-kue yang selalu gagal dan hobi mengoleksi cowok. Yaitu hobi merepotkan dirinya.

Setelah meminum segelas air putih yang tersedia di atas nakas, Ilham berdiri menghampiri Caca yang masih setia menunggunya di ambang pintu. Ilham berjalan dengan decakan dan langkah malas-malasan.

"Lo ngapain pagi-pagi ada di kamar gue dan teriak-teriak, hm?" tanya Ilham dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Seperti biasa, Caca menyambut pertanyaan Ilham dengan cengiran lebar. Menunjukkan deretan gigi putihnya serta wajah tidak bersalah. "Aku mau minta tolong Kail buat benerin gas di dapur aku. Aku mau goreng telur buat sarapan tapi gasnya tiba-tiba habis."

"Pak Tedja sama Bi Onah belum balik dari kampung?"

Bibir Caca melengkung ke bawah. Dua orang kepercayaan orang tuanya yang ditugaskan untuk menemani di rumah selama lima tahun belakangan ini memang masih pulang kampung dan belum kembali ke Jakarta sejak tiga hari lalu.

"Belum."

"Aku ganggu tidur Kail, ya?" tanya Caca basa-basi. Matanya mengerjap polos di hadapan cowok bertubuh jangkung yang masih menggaruk bagian belakang kepala sambil menguap lebar.

FAVORABLEWhere stories live. Discover now