7. Nasi Goreng Gosong

8.7K 1.1K 236
                                    

Bantu ramein yaaa, biar aku semangat buat rajin updatee😁👊🏻

Aku update lagi kalo vote dan komennya udah 500 yaawww💗💗

***

7. Nasi Goreng Gosong

***

"ASTAGA!! MOMMY GUMI KENAPA NANGIS?!"

Mulut Ajeng terbuka lebar dengan mata melotot sempurna. Ia menampilkan ekspresi terkejut dramatis melihat keadaan Caca sekarang. Bagaimana tidak, begitu masuk ke dalam rumah Caca, wanita berusia 44 tahun itu disambut oleh tangisan nyaring di ruang tengah--yang tadi terdengar hingga ruang tamu.

Di hadapannya, cewek dengan seragam olahraga berwarna biru muda duduk di atas sofa sambil memeluk kedua lutut. Menenggelamkan setengah wajahnya di sana. Tampak kucel dan menyedihkan dengan rambut terurai yang dibiarkan acak-acakan tidak karuan. Juga tas sekolah, jepit rambut, kaos kaki, dan sepatu yang tergeletak tak terurus di sampingnya.

Dengan cepat Ajeng ikut duduk tepat di sebelah Caca. Untungnya tadi pagar dan pintu utama rumah Caca memang tidak dikunci. Jadi Ajeng bisa masuk dengan mudah tanpa harus menunggu Caca membukakan pintu--ya meski di hari-hari biasanya Ajeng memang selalu masuk ke rumah Caca tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Alias ia bisa nyelonong sesuka hati karena mempunyai kunci cadangan titipan orang tua Caca.

Merasa sofa yang diduduki bergerak seperti ada seseorang duduk di sebelahnya, perlahan Caca mengangkat kepala. Wajah sembab berlinang air mata itu sekilas menoleh ke arah Ajeng. Caca mengerjapkan mata kemudian mengusap kedua pipinya asal menggunakan punggung tangan. Sebelum akhirnya membuka suara untuk bertanya penasaran.

"Mail kok tiba-tiba ada di sini?" tanya Caca dengan kalimat sedikit terbata karena isak tangisnya belum bisa ia redam.

Ajeng berdecak. Sepertinya suara teriakannya tadi tidak terdengar karena masih kalah oleh suara tangisan Caca. Tanpa menjawab pertanyaan Caca, Ajeng langsung meletakkan piring berisi nasi goreng buatannya di atas meja. Kedua tangannya terulur ke depan. Mengusap air mata Caca dengan telaten.

"What happens?"

Bukannya menjawab, Caca justru memeluk Ajeng dan kembali menangis dalam pelukannya.

Mengerti keadaan, Ajeng memutuskan tak lagi bertanya. Ia membalas pelukan Caca sembari mengusap belakang kepala hingga punggung Caca dengan gerakan naik turun. Berusaha menenangkan tangis Caca meski tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang membuat Caca menangis tersedu-sedu seperti ini.

"Jangan lama-lama nangisnya. Mail belum siap jadi milyader nih," goda Ajeng lima menit kemudian.

Meski tangisnya belum mereda sepenuhnya, Caca mengangkat kepalanya dari pelukan Ajeng. Menatap Ajeng dengan hidung memerah dan mata berair.

Caca bertanya dengan polos. "Emang apa hubungannya aku nangis sama Mail jadi milyader?"

Ajeng cekikikan sendiri. Tangannya mencolek dagu Caca. "Air mata kamu kan bisa jadi mutiara. Mutiara kalau dijual mahal. Mail bisa jadi milyader kalau air mata kamu keluar kebanyakan."

Melihat Caca kebingungan. Ajeng tidak tinggal diam. Wanita itu kembali menjelaskan. "Kamu lupa ya kalau kamu itu mermaid? Kan ulang tahun kamu tahun kemarin Mail kadoin kostum mermaid. Karena Mail tau, kamu sebenarnya mermaid yang diutus ke bumi buat jadi tetangga Mail. Biar Mail bisa ngerasain punya anak cewek."

Caca tertawa pelan. Mama Ilham memang paling bisa membuatnya terhibur dengan candaannya yang teramat random. Berbanding terbalik dengan Ilham yang selalu bisa membuatnya badmood dengan sikapnya yang sulit ditebak.

FAVORABLEOn viuen les histories. Descobreix ara