11. Terjebak

8.3K 1K 430
                                    

Aku udah rajin update tapi kalian keliatan ngga excited gitu padahal yang baca lumayan☹️

Aku update lagi kalo vote dan komennya udah 500 yaawww💗💗

***

11. Terjebak

***

"Kail!"

Cewek yang duduk di sofa panjang pojok ruangan menghembuskan napas berkali-kali. Sejak tadi panggilan dan ocehannya sama sekali tidak digubris. Rambut panjang yang ia biarkan terurai, perlahan ia satukan untuk diikat asal-asalan menggunakan gelang karet pink di tangan. Setidaknya rambut panjangnya tidak membuat hawa panas di kepalanya semakin bertambah.

Lihatlah, setelah menguncinya di dalam kamar, cowok dengan kaos putih polos serta celana training abu justru tampak asyik bermain game di ponsel sembari menjadikan pahanya sebagai bantal. Sama sekali tidak merasa bersalah atas perbuatan yang telah dilakukan.

Ya, benar. Ilham memang sengaja membuat Caca tidak bisa banyak bergerak dengan cara tiduran di atas paha yang hanya tertutup rok pendek di atas lutut itu. Tidak hanya itu saja, tadi Ilham juga mengambil paksa ponsel milik Caca. Akibatnya sekarang Caca tidak bisa memberi kabar pada Jarrel yang masih menunggu di depan.

"Kail! Bukain pintunya! Jarrel nungguin aku di depan! Aku harus cepet-cepet keluar!" desak Caca sambil mengguncang pundak Ilham.

Entah itu kalimat desakan ke berapa yang Caca lontarkan pada Ilham. Yang jelas, sudah lebih dari sepuluh kali ia mengucapkannya. Alih-alih berhasil, justru tak membuahkan hasil apa pun. Ilham tetap sengaja menulikan pendengarannya.

"KAIL!"

"KAIL JELEK!!"

"KAIL MONYET!!"

"KAIILLLLL!!!"

Mendengar teriakan Caca tepat di telinga, Ilham mengakhiri game di ponsel. Menyimpan ponsel itu di saku training, lalu memejamkan mata sambil melipat tangan di depan dada. Seolah rengekan Caca barusan bukanlah sesuatu yang harus ia pusingkan.

Caca berdecak kasar. Tetangganya yang satu ini benar-benar menguji kesabaran. Sejak tadi berbagai cara ia lakukan agar bisa lepas dari Ilham. Seperti berteriak, mencubit, memukul, menjambak, bahkan berusaha menjatuhkan kepala Ilham yang berada di atas pahanya ke lantai. Namun, semua usahanya hanya berakhir sia-sia. Tenaga yang ia miliki tak akan sebanding dengan tenaga Ilham sebagai cowok.

Belum lagi, badannya juga merasa lemas karena kelaparan. Sepulang sekolah ia dan Jarrel bergegas ke rumah Ilham untuk mengambil Gumi. Mereka belum sempat makan apa-apa. Sekarang sisa tenaga yang ia miliki rasanya hampir habis. Ia juga merasa lelah menghadapi sikap Ilham yang tiba-tiba menjadi aneh.

Menguncinya di dalam kamar, hanya karena tidak suka jika hubungannya dengan Jarrel kembali membaik. Sangat aneh, bukan?

"Kail kenapa sih? Kan malem itu aku nggak minta buat dijemput. Aku cuma nanya Kail lagi di mana dan tiba-tiba Kail dateng jemput aku." Caca mendengus kesal. "Jadi, kalau gara-gara kejadian malam itu hubungan Kail dan Kak Nenda makin buruk, ya itu bukan salah aku dong! Emang kalian aja yang nggak jodoh!"

"Dan kalau sekarang aku balikan sama Jarrel, Kail nggak boleh merasa nggak adil!"

Malam itu, Ilham meninggalkan Nenda sendirian di rumah sakit demi menjemput Caca yang diturunkan di pinggir jalan oleh Jarrel. Namun, satu hal yang perlu digaris bawahi, Caca tidak pernah memaksa Ilham untuk menjemputnya. Justru Ilham sendirilah yang berinisiatif menjemput Caca. Dan, sekarang, saat mendengar Caca balikan dengan Jarrel, entah kenapa Ilham merasa tidak adil. Sebab, hubungan Caca dan Jarrel bisa kembali baik-baik saja. Sementara hubungannya dan Nenda jsutru semakin memburuk.

FAVORABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang