13. Something

9.8K 1K 826
                                    

Makasih yang selalu baca, komen dan vote, semoga kalian sehat sehat terus yaaa

Aku update lagi kalo vote dan komennya udah 500 yaawww💗💗

***

13. Something

***

Jika ditanya hal apa yang bisa membuat Caca pusing hingga kepala bagian belakang terasa berdenyut nyeri selain mata pelajaran yang berkaitan dengan angka, maka Caca akan menjawab dengan lantang, ketika menghadapi ketiga pacarnya yang sedang tantrum!

Ya, benar. Selama ini pacar Caca memang bukan hanya Jarrel saja. Masih ada dua cowok lagi yang menjadi pacarnya. Tak lain Jehan, kakak kelasnya dulu yang sekarang sudah menjadi mahasiswa dan satunya lagi Aldey adik kelasnya yang masih kelas 11. Mereka adalah cowok yang benar-benar menjalin hubungan secara resmi dengan Caca. Berbeda halnya dengan deretan gebetan Caca yang sedikitnya masih ada 10 cowok yang Caca gantungkan statusnya.

Jehan : Caca, kenapa dari semalem kamu nggak bales? Nanti jadi, kan?

Aldey : Sayang, kok nggak bales chat Aldey sih☹️

Jarrel : Anjing jual mahal banget lo bangsat!

Caca menepuk jidat. Dalam hitungan detik deretan pesan dari ketiga cowok itu memenuhi layar ponsel. Belum lagi dengan telfon dari Jarrel dan Aldey yang masuk silih berganti tanpa henti. Menambah rasa pening di kepala.

Tunggu. Tapi... bukankah kemarin Jarrel sudah memutuskan hubungan mereka gara-gara Ilham mengurungnya di kamar? Jadi... apa cowok itu masih pantas ia sebut sebagai... pacar? Ah! Caca bingung. Yang pasti dari banyaknya gebetan yang ia miliki, memang hanya Jarrel yang paling agresif dan brengsek. Seolah cowok itu begitu menginginkan dirinya tanpa kata tapi. Namun, di waktu yang bersamaan cowok itu juga seolah ingin membuangnya begitu saja.

Dari mereka bertiga, hanya Jarrel yang tahu jika selama ini Caca mempunyai banyak hubungan dengan cowok-cowok lain di luar sana. Herannya bukannya meninggalkan Caca, setelah tahu fakta itu, Jarrel justru semakin gencar mempertahankan Caca agar tetap menjadi miliknya. Meski sering dilanda masalah, nyatanya hubungan mereka tetap bisa berjalan selama hampir 3 tahun dengan status putus nyambung tidak jelas karena kelabilan keduanya.

"Kenapa nggak diangkat?"

Mendengar pertanyaan dari sang ayah, Caca menoleh. Pria paruh baya itu menghampiri ke ruang keluarga dan ikut duduk bersamanya. Rey terlihat lebih segar setelah mandi. Pria berusia 45 tahun itu baru saja mendarat di Jakarta subuh tadi setelah dua bulan tidak pulang karena sibuk dengan bisnisnya yang ada di Bali. Begitu juga dengan sang mama yang kini ikut menyusul duduk di sisi kanan yang masih kosong.

"Angkat, sayang," titah Helena menatap ponsel Caca.

Sekarang Caca merasa dilanda kegalauan. Ia merasa bimbang. Kenapa orang tuanya tiba-tiba datang dan membuatnya semakin panik sih? Weekend seperti ini harusnya ia bisa bersantai. Apalagi ayah dan mama sedang di rumah. Harusnya ini adalah momen yang tepat untuk quality time bersama mereka. Bukan malah galau time seperti ini.

Sialnya kemarin dengan enteng Caca mengiyakan ajakan ketiganya untuk jalan di hari weekend dan berakhir seperti sekarang. Hal itu Caca lakukan sebenarnya karena panik saat melihat balasan pesan Ilham yang tumben-tumbenan meladeni candaannya.

Jadi, sekarang, boleh kah Caca menyalahkan Ilham saja? Meski dalam hal ini Ilham tidak bersalah apa-apa. Tapi rasanya Caca tetap ingin menyalahkan cowok itu.

Huft! Padahal harusnya Caca bisa menyalahkan dirinya sendiri yang maruk karena ingin mengoleksi banyak cogan!

"Ca?" Rey memanggil dengan alis menukik bingung. Kenapa anaknya diam saja? Sementara dering pada ponsel yang tergeletak di atas meja semakin berisik. Mengganggu ketenangan pagi mereka.

FAVORABLEWhere stories live. Discover now