9. Ayam Kesayangan

9.8K 1.1K 717
                                    

Buat yang udah baca bucinable 2 versi wattpad, novel, ataupun instagram, gausah bingung kenapa di sini Gala masih galau. Karena latar waktu cerita ini sama kayak latar waktu cerita bucinable 2. Jadi di cerita ini Gala Riri juga masih di tahap LDR terus HTS-an.

Aku update lagi kalo vote dan komennya udah 500 yaawww💗💗

***

9. Ayam Kesayangan

***

Langkah Ilham terhenti tepat di ambang pintu. Dari jarak sepuluh meter, ia bisa melihat seorang cowok dengan jaket kulit berwarna hitam sedang duduk di atas sofa. Di depannya terdapat berbagai macam perlengkapan alat melukis yang kini tengah cowok itu otak-atik dengan lihai.

Markas Drax. Ya, tempat yang Ilham pijak saat ini adalah markas Drax. Sebuah bangunan yang tampak seperti rumah pada umumnya. Dengan ukuran yang lumayan besar. Mulai dari halaman depan yang bisa menampung beberapa kendaraan baik motor ataupun mobil, teras depan dengan kursi untuk bersantai, ruang tengah dengan sofa dan televisi untuk bermain PS, dapur dengan segala peralatan makan dan masak, dua kamar mandi, tiga kamar tidur, juga kolam renang dan taman yang biasa mereka gunakan untuk acara barbeque di halaman belakang.

Bangunan tempat Ilham dan anak-anak Drax lainnya biasa berkumpul atau sekedar melepas penat dengan kehidupan perkuliahan. Rumah yang dulu Gala dapatkan dari hadiah balap motor saat ia masih menjabat sebagai ketua geng motor. Sebelum Drax yang dulunya adalah geng motor anak SMA kini menjadi tempat tongkrongan dan berteman bagi siapa saja yang menyukai motor. Sekarang, bisa dibilang Drax adalah komunitas anak motor dengan anggota inti, Gala, Alan, Akbar, dan juga Ilham.

"Hai Gamet, Gala mermet," sapa Ilham tengil.

Ilham mendudukkan diri di samping Gala. Cowok yang terlihat asyik melukis sendirian di ruang tengah sebelum ia datang menyapa itu tidak menoleh atau memberikan tanggapan apa pun pada sapaannya.

"Cakep amat gambar ceweknya," komentar Ilham melihat hasil lukisan Gala pada canvas berukuran 25×30 cm. "Tapi muka cowoknya kenapa gepeng gitu dah?"

"Itu gambar lo sama Riri, kan? Muka lo penyet, Gal?" tanya Ilham lagi.

Ilham memang tipikal orang tidak akan berhenti bertanya sebelum pertanyaannya dijawab. Apalagi membuat Gala emosi termasuk salah satu sumber kebahagiaan tersendiri baginya. Selain bersikap menyebalkan di hadapan Caca.

Jika Ilham mempunyai kesabaran setipis tisu dibagi satu milyar saat menghadapi Caca dengan segala kehebohannya dan mempunyai kesabaran seluas bumi saat menghadapi orang lain. Berbanding terbalik dengan Gala. Di hadapan orang lain, terutama teman-temannya, kesabaran Gala justru hanya setipis tisu yang tercelup air. Namun, saat dengan Riri, kesabaran Gala patut diacungi jempol. Terbukti selama 2 tahun LDR tanpa status hubungan yang jelas, Gala masih setia menunggu Riri kembali. Ya, meskipun hingga detik ini Riri yang berstatus sebagai mantan pacarnya itu tidak kunjung kembali dan masih menetap kuliah di luar kota.

Gala berdecak sebal tanpa menghentikan gerakan tangannya yang lihai di atas canvas. "Bisa diem nggak lo?"

Tertawa pelan, Ilham melepas kalung kamera dari leher. Meletakkan kamera itu di sofa sebelahnya. "Gue cuma nanya kenapa di lukisan muka lo gepeng, Gal."

"Terserah gue, gue yang gambar. Lagian lo tumben-tumbenan pagi-pagi ke sini? Biasanya juga masih molor sambil mangap-mangap kayak sapi."

"Anjir, lo Gal."

Ilham tertawa. Mau menyangkal, tetapi memang seperti itu faktanya. Ia kalau tidur jarang bisa terlihat ganteng seperti Gala atau Alan. Yang ada malah terlihat menjijikkan. Makanya Ilham paling tidak suka kalau ada orang yang memfoto dirinya saat sedang tidur.

FAVORABLEWhere stories live. Discover now