7. Marahan

46.6K 3.3K 58
                                    

Aku terduduk dengan diam, bahkan aku merasa badanku sangat enggan untuk bergerak. Suasana saat ini sangat mencekam. Setelah aku dan Chanyeol berhasil lolos dari para fans yang mengerubungi kami di mall tadi. Chanyeol langsung membawaku ke rumah. 

Saat ini dia sedang berdiri di depanku dan menatapku tajam. Amarahnya tidak mereda sejak tadi dan kurasa dia benar-benar naik pitam. Tangannya tergenggam dengan keras, rahangnya terlihat mengeras.

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya di mall. Apakah kau harus marah seperti ini?" tanyaku.

"Dia melihatku tadi! Dan dia sengaja mendekatimu untuk memanas-manasiku!" 

Aku terdiam mendengar ucapannya. Apakah dia sekarang sedang cemburu pada Han Joo? Aku menatap menyelidik ke arah Chanyeol yang sedang berkacak pinggang dengan menyenderkan tubuhnya di dinding. 

"Kau cemburu?"

Satu pertanyaan dariku itu membuat Chanyeol sukses terbatuk. Lalu ia menormalkan posisinya lalu mendekatiku. "Aku tidak cemburu," elaknya.

"Lalu?"

"A-aku hanya..." Chanyeol sedikit terbata dan ia berpikir sejenak. 

Aku tahu tidak ada kata lain yang dapat mendeskripsikan sifatnya saat ini kecuali 'cemburu'. Dia selalu seperti ini, tidak akan pernah mau mengakui kalau dirinya sedang cemburu. Chanyeol sangat gengsi jika harus mengakui dirinya cemburu seperti itu.

"Baiklah, kau tidak cemburu," kataku akhirnya karena Chanyeol sepertinya tidak bisa memberikanku sebuah jawaban. Aku berdiri dan menggandeng tangannya lalu menempelkan kepalaku di pundaknya dan mendongakkan sedikit wajahku agar aku bisa melihat wajahnya. Sebenarnya, perlu keberanian untukku melakukan ini di saat Chanyeol sedang marah. "Kalau kau tidak cemburu. Seharusnya kau tidak perlu marah padaku seperti ini, 'kan?" 

Chanyeol kini menatapku dengan sedikit menundukkan kepalanya. Wajahnya masih terlihat sangat serius, apakah dia benar-benar masih marah? Mungkin aku harus melakukan hal memalukan yang jarang kulakukan agar Chanyeol tersenyum?

"Apa yang kau lakukan?" tanya Chanyeol begitu aku memasang wajah aegyo-ku namun sepertinya tidak berhasil.

Lama-lama jika terus seperti ini, bukan hanya Chanyeol yang marah padaku tapi akupun marah padanya. Dia selalu marah untuk hal-hal sepele seperti ini dan jika sudah marah, dia akan menjadi sangat dingin padaku. 

Aku melepaskan rangkulan tanganku dengan wajah kesal. "Jika kau marah karena Han Joo mengajakku berbicara seperti tadi, sepertinya sifat kekanak-kanakkanmu memang masih ada di dalam dirimu," ucapku kesal dan menatap Chanyeol yang kini ada di depanku. "Kau selalu marah jika aku berbicara pada pria. Lalu, apa aku pernah marah padamu jika kau berbicara pada seorang wanita? Aku tahu, kau selalu mengobrol dengan banyak wanita apalagi jika kau sedang melakukan fans meeting

Lalu, apakah aku pernah mengeluh dan marah padamu jika kau melakukan itu? Kau egois, Park Chanyeol!" sambungku yang sudah teramat kesal dengan sifat Chanyeol yang seperti ini.

Kepala kami mungkin sama-sama panas saat ini dan tidak ada satupun dari kami yang ingin membuang gengsi untuk meminta maaf. Akupun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar meninggalkan Chanyeol yang tidak bergeming dengan ucapanku tadi. 

Hanya karena satu orang, Chanyeol marah besar padaku seperti ini bahkan dia tidak peduli jika harus memarahiku di depan orang banyak seperti di mall tadi. Meskipun dia tidak berteriak ataupun melakukan hal yang aneh ketika marah pada saat kami berada di mall. Tapi hanya dengan melihat wajahnya saja, orang-orang pasti sudah tahu kalau kami sedang bertengkar.

Secretly Married (Park Chanyeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang