2. Kesalahan Jatuh Cinta

9K 504 31
                                    

"Jatuh cinta adalah saat dimana kita memberikan kesempatan pada seseorang untuk menyakiti hati kita, bahkan tanpa kita menyadarinya sekalipun."
-Vira

"Kalo mau hidup bahagia terus, jangan tinggal di bumi. Tinggal aja di negeri dongeng." -Dean


Vira mempercepat langkah kakinya ketika mulai memasuki gerbang sekolah. Ia akan terlambat hari ini jika saja tadi ia tidak nekat untuk turun dari mobil dan nekat naik ojek ke sekolah untuk menghindari macet yang luar biasa pagi ini.

Harusnya ia tidak akan terjebak macet jika saja ia berangkat lebih pagi. Tapi hari ini, untuk pertama kalinya Vira kesiangan. Alasannya? Sepele sebenarnya. Ia tidur terlalu larut hanya karena nekat menguji kemampuannya untuk bisa membaca sebuah novel setebal 350 halaman dalam semalam.

Sebenarnya itu adalah tantangan dari Nadine, soalnya Nadine nggak percaya kalau Vira bisa baca satu novel dalam semalam. Tapi namanya juga Vira, mau novel setebal 1000 halaman pun ia jabanin.

Dan beginilah akibatnya, ia bangun kesiangan pagi ini dan harus rela berolahraga dari depan gerbang sekolah sampai ke kelasnya agar tidak terlambat.

Koridor kelas XI pun sudah mulai sangat sepi. Hal itu menunjukkan bahwa beberapa kelas sudah memulai pembelajaran pagi ini. Perempuan dengan rambut sepunggung itu berlari menaiki tangga menuju kelasnya di lantai dua.

Vira sebenarnya malas jika kelasnya di lantai dua. Karena jika saat-saat darurat seperti ini misalnya, ia harus lebih banyak menggunakan waktu dan tenaganya. Ia lebih suka jika kelasnya berada di lantai satu. Lebih cepat dan tidak harus capek naik tangga.

Vira mengatur nafasnya ketika sampai di depan kelasnya. Ia menghembuskan nafas lega saat melihat belum ada guru yang masuk ke kelasnya saat ini.

Ia berjalan masuk ke kelas dengan nafas yang masih ngos-ngosan. Keringat masih bercucuran di wajahnya. 'Peduli setan mau keringetan dan bau ketek, yang penting nggak telat'. Begitu pikirnya saat itu.

"Abis nyangkol dimana, Vir? Pagi-pagi udah keringetan begitu."

Allahu akbar..
Bacok anak orang pagi-pagi gini dosa nggak sih?

Vira menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Ia segera menengok kepada seseorang tadi. Dean.
"Itu, di ladang tetangga tadi. Cari pahala, biar masuk surga."

Ia melihat Dean yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Padahal nggak lucu.

Ia meletakkan tasnya di bangku lalu berniat ke kantin. Beruntung saat ini sedang jam kosong, jadi ia bisa ngabur ke kantin.

Ketiga sahabatnya pun tidak nampak sejak ia datang tadi. Jam kosong, kemana lagi mereka kalau tidak ke kantin. Bukankah kantin adalah tujuan utama penghuni sekolah saat jam kosong?

Ia segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar untuk ke kantin. Baru beberapa langkah ia berjalan, Dean kembali menyahut. "Mau kemana, Vir? Lanjut nyangkol?" yang diiringi oleh tertawaan dari teman sekelasnya.

Sumpah demi apapun. Rasanya Vira ingin memenggal kepala Dean sekarang. Cowok itu selalu saja membuat Vira kesal sampai ke ubun-ubun.

Vira berbalik. Ia menatap Dean dan teman-teman laknat nya itu.
"Mau ke kamar mandi. Mau ikut?"

Ia sengaja berbohong kali ini. Mungkin saja Dean akan menutup mulutnya yang nyenyes nya melebihi anak perempuan itu jika Vira bilang ia akan ke kamar mandi.

Tapi Dean tetaplah Dean.

Bukannya menggeleng, Dean justru meladeni pertanyaan Vira yang menurutnya malah seperti ajakan tadi. "Mau dong diajak ke kamar mandi. Barangkali lo butuh bantuan kan ntar." jawabnya sambil menaik turunkan alisnya menggoda Vira.

Stupid Feeling  [COMPLETED]Where stories live. Discover now