33. Double Date Yang Tertukar

3.3K 233 61
                                    

"Kamu itu abu-abu, nggak jelas. Di satu sisi kamu care ke aku, di sisi lain kamu juga care ke dia. Bisa nggak, kalau kamu care nya fokus ke aku aja?"

***

Suasana ramai dan tawa penuh kebahagiaan para pengunjung cafe sepertinya berbanding terbalik dengan keadaan di meja nomor dua puluh, di mana Vira dan Eza duduk disana. Bersama dengan dua orang lainnya yang juga datang bersamaan dengan Vira dan Eza tadi.

"Lagi-lagi kita ketemu disini, ya. Feeling gue kalo kita jodoh kayaknya bener deh." ucap salah satu dari orang di meja tersebut, Risa. Ia sangat senang ketika mendapati Vira dan Eza juga ada di cafe tersebut. Menurutnya, ini bukan hanya sekedar kebetulan.

Vira hanya merespon dengan senyum tipis yang tak terlalu kentara. "Iya.. mungkin emang jodoh, hehe.." Maksudnya jodoh, ya gue sama Dean gitu. Bukan lo yang sama Dean. Lanjutnya dalam hati.

"Jadi ceritanya double date?" Eza menatap ketiga orang di hadapannya dan juga di sampingnya  dengan senyum yang tak dapat diartikan.

"Double date ketuker sih lebih tepatnya." ucap Vira pelan.

"Kenapa, Vir?"

Vira yang sadar akan ucapannya tadi menoleh ketika Risa menyadari kalau ia mengucapkan sesuatu tadi. Padahal ia sudah mengucapkannya sepelan mungkin, tetapi kenapa Risa masih bisa dengar. Ia menyengir lebar dan tertawa. "Hehe.. iya, Ris, bener kata Kak Eza. Kita double date."

"Kebetulan banget ya, bisa ketemu di sini. Padahal kita nggak ada yang janjian, kan?" Ketiga orang di meja tersebut menatap Dean, kemudian mengangguk sambil tersenyum senang. Kecuali Vira yang tersenyum kecut menanggapi ucapan Dean barusan.

Setelah pramusaji datang ke meja mereka dan memberikan buku menu, mereka pun memesan makanan dan minuman yang akan mereka santap malam ini. Sebenarnya, hanya Eza dan Risa yang memesan, karena Vira dan Dean hanya ikut menyamakan pilihan saja.

Entahlah, sepertinya mereka tidak begitu menikmati double date yang tak direncanakan ini. Rasa-rasanya, ada sesuatu yang mengganjal di hati keduanya.

"Gue permisi keluar sebentar. Mau cari angin bentar." ucap Vira tiba-tiba. Hal itu kemudian direspon dengan anggukkan setuju dari yang lainnya. Sebenarnya, ia keluar bukan ingin cari angin, tetapi ingin menenangkan hatinya yang merasa tak nyaman sejak tadi.

Vira memilih untuk duduk di sebuah ayunan kayu yang ada di taman samping cafe tersebut. Cafe ini memang menyediakan taman berukuran tidak terlalu besar untuk sekedar duduk bersantai menikmati pemandangan jalan raya yang penuh lalu lalang kendaraan.

Vira mulai mendorong ayunan tersebut dengan pelan. Ia mendesah pelan ketika ayunan itu mulai bergerak. Pikirannya tertuju pada satu orang saat ini, orang yang juga menjadi alasannya untuk mau ikut pergi dengan Eza malam ini, Dean.

Ya, walaupun tidak bisa dipungkiri, kalau ia juga sedikit senang malam ini, karena akhirnya bisa bertemu dengan cowok yang berhasil membuatnya terjebak dalam perasaan menyedihkan itu untuk kedua kalinya.

Ia tersenyum pedih ketika mengingat kembali, bahwa Dean pun tidak datang sendirian. Namun juga datang dengan Risa. Ternyata benar, kalau setelah meninggalkannya di cafe tadi sore, Dean memang langsung menghampiri Risa. Dan, mengajak cewek itu datang ke cafe yang sama dengannya juga.

Jika menurut Risa ini sebuah kebetulan yang menyenangkan, menurut Vira ini adalah kebetulan yang menyedihkan. Karena ia lagi-lagi harus menelan kenyataan bahwa Dean kembali bersama Risa.

Vira menoleh ke sampingnya ketika merasakan bahwa bobot ayunan yang ia naiki bertambah berat. Matanya melebar kala mendapati Dean yang sedang duduk manis di sebelahnya.

Stupid Feeling  [COMPLETED]Where stories live. Discover now