16. Ketakutan Yang Nyata

3.8K 259 13
                                    

"Entah aku yang terlalu bawa perasaan, atau kamu yang memang bersikap kayak gini ke semua orang."

Tarik nafas, buang..
Tarik nafas, buang...

"Huft! Susah banget sih cuma buat rileks pas tampil." cewek dengan dress selutut itu terus saja menggerutu sejak tadi.

Mungkin ini memang bukan pertama kalinya ia tampil di depan banyak orang. Biar ia ingat, bahkan terakhir kali ia tampil dalam acara seperti ini adalah saat perpisahan SD. Sudah sangat lama, bahkan ia sudah lupa bagaimana nervous nya ia dulu.

Ia mematut dirinya di cermin. Berputar sejenak untuk memastikan bahwa outfit yang ia kenakan sudah pas atau belum. Lalu mendekatkan wajahnya ke cermin untuk melihat riasan make up di wajahnya.

Perfect!

Semua sudah pas. Hanya tinggal rasa percaya dirinya saja yang belum muncul. Bagaimanapun juga, ia masih merasa belum siap untuk tampil lagi di depan banyak orang. Terlebih ia bukan orang yang percaya diri.

Ini semua gara-gara Risa yang sakit tenggorokan! Gue sumpahin ya, itu orang gondokan sekalian! Umpatnya dalam hati sejak beberapa jam yang lalu.

"Udah siap, Vir?"

Suara seseorang dari pintu ruangan rias membuatnya tersentak dan langsung menoleh. Ia menghela nafasnya pasrah saat mengetahui siapa orang itu.

Nadine masuk sambil menatap Vira dari atas ke bawah dengan pandangan menilai. Lalu kemudian ia menggeleng tak percaya sambil memutar badan cewek itu berkali-kali. "Apaan sih, Nad?"

"Definisi perfect!"

Vira mengalihkan pandangannya lagi ke cermin. Ia menggigit bibir bawahnya. Sungguh, ia benar-benar gugup. "Gue nervous banget, anjir!"

"Nggak usah nervous. Pede aja, Vir." Vira menatap Nadine dengan wajah lesu, seperti seorang anak yang memohon dibelikan squishy oleh ibunya. "You can do it," ucap Nadine lagi berusaha meyakinkan sahabatnya itu.

Dengan perasaan gugup yang masih menyelimuti dirinya, Vira menarik nafasnya perlahan, mencoba menghilangkan rasa gugupnya itu. Walaupun sepertinya tidak akan hilang.

"Anak-anak yang lain pada kemana, Nad?" Vira celingukan mencari keberadaan sahabatnya yang lain.

"Lagi beli es krim,"

Senyum sumringah langsung terpancar dari wajah Vira. "Buat gue juga?"

Nadine mengangguk sembari membenarkan tatanan rambutnya.

Selain menyukai susu cokelat, Vira memang termasuk cewek yang sangat menyukai es krim. Menurutnya, hanya kedua hal itu yang bisa membuat mood nya menjadi lebih baik. Makanya, ketika tahu Luna dan Melia pergi membeli es krim, ia langsung bersemangat.

Deuh, pengertian banget emang mereka ini jadi sahabat..

"Mama pulang!" suara cempreng khas dari Luna menggema di ruangan rias. Membuat beberapa murid lainnya yang juga akan tampil ikut menengok ke arahnya.

"Mama?" Vira menaikkan sebelah alisnya. Ia terkekeh sebentar sebelum kemudian mengambil kantung plastik berisi beberapa cemilan dan es krim.

"Lama banget sih beli beginian doang," sela Nadine sambil membuka snack rumput laut.

"Tadi ketemu duo serigala di depan," jawab Melia.

"Duo serigala? Goyang drible dong?"

Melia memoles lagi bibirnya menggunakan lip balm. "Duo serigala yang ini cowok, Vir. Jadi nggak bisa goyang drible."

Stupid Feeling  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang