13#

237 49 15
                                    

Dengan langkah gontai Jimin berjalan keluar dari gedung apartement miliknya, menyusuri trotoar , menikmati udara pagi, menuju sebuah cafe yang sudah buka sejak awal hari , tak jauh dari gedung itu.

Mencoba mencari sarapan pagi atau sekedar kopi untuk teman memulai hari. Setelah semalaman mendengarkan ocehan Taehyung yang panjang dan penuh marah dan juga kesedihan.

Jimin tersenyum miris sendiri mengingat bagaimana seorang Kim Taehyung memperlihatkan sisi terapuh nya hanya gara gara seorang gadis, padahal untuk ukuran seseorang seperti Taehyung, pria itu bisa memilih siapapun untuk jadi kekasihnya, ada ribuan bahkan jutaan wanita yang bersedia tanpa syarat jika Taehyung menginginkannya.

Sayangnya hati memang tak bisa di bohongi, meski berlabuh ke hati yang salah, cinta tetaplah cinta. Mengubah kemana arah hati yang mendamba itu tak semudah membalik telapak tangan.

Jimin memesan chroisant sandwich dan segelas americano, dan ketika berbalik matanya tertumbuk pada sesosok wajah cantik yang dengan kacamata bundarnya tengah mengamati lembar lembar kertas yang menumpuk di atas meja di depannya.

Kim Sejeong.

Dari awal melihat gadis itu entah kenapa Jimin merasa sulit sekali mengatasi hatinya yang menyimpan asa untuk gadis itu. Sayang , sudah ada yang punya.

Sedikit mengutuk dalam hati, dulu Jimin setengah mati membenci Lee Taeyong dan sesumbar pada pria itu, bahwa tidak akan jatuh cinta pada seseorang yang sudah ada pemiliknya. Mungkin jika pria itu masih ada di dunia ini, pasti akan tertawa keras saat mengetahui apa yang terjadi padanya sekarang.

Karma is bitch...
Tapi setidaknya Jimin bukan orang yang akan merebut kekasih orang lain, yaa ... Setidak nya begitu, biar saja rasa itu untuknya sendiri.

"Sendirian? " sapa Jimin , pria itu tersenyum dengan eyesmile nya begitu Sejeong mendongak kaget mendengar suara merdu itu.

" aahh, yaa... " balas Sejeong sengan senyum tak kalah manis.

" boleh gabung disini?

"Ohh ya...yaa...tentu... Silahkan" jawab Sejeong gugup sambil membereskan kertas yang berserakan di atas meja.

Jimin tertawa pelan.

"Sepagi ini disini... Kau mau berangkat kerja?" tanya Jimin

Sejeong tertawa, " tidak...lebih tepat pulang kerja" jawab sejeong.

Jimin mengangguk angguk tanda mengerti " shift malam yaa" gumamnya.

Sejeong tertawa tanpa suara, kembali berkutat dengan kertas kertas di tangannya.

"Bagaimana dengan dirimu sendiri tuan Park, sepagi ini disini? Sarapan?" kata sejeong melirik sekilas dengan senyum.

Yaa Tuhan , jantung Jimin terasa berhenti berdetak melihat senyum yang begitu manis itu.

"Bagaimana Taehyung setelah pulang kemaren" tanya Sejeong lagi tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaannya.

"Mana yang harus ku jawab dulu?" goda Jimin.

Sejeong tertawa renyah namun tidak menjawab pertanyaan Jimin.

"Kalau itu tentangku, tak perlu ku jawab pun kurasa kau tahu jawabannya, I'm sexy ,free and single, tidak ada yang menyediakan sarapan untukku, karean itulah aku disini" kalimat ini sukses membuat Sejeong terkekeh lagi.

"tapi kalau soal Taehyung, jawabannya , buruk sekali... Taehyung itu anti dengan Alkohol, dan tadi malam pecundang itu minum dan mabuk berat, sampai aku kesulitan membawanya pulang" kata Jimin lagi dengan serius.

HURT (Sudah End)Where stories live. Discover now