BONUS PART 2.

380 34 12
                                    


Taehyung P.o.v

Tling... Tling... Tling...

Aku menatap lonceng kecil yang berdenting tertiup angin di atas pohon yang menaungiku kini.

Udara dingin membuatku merapatkan mantel tebal yang kupakai. Uap pun mengepul bersamaan dengan nafasku.

Ku jejaki salju yang mulai mencair oleh matahari pagi. Musim semi sudah tiba meski menyisakan dingin yang masih menusuk.
Aku menyusuri taman itu dan melihat sosok itu disana. Duduk di bangku taman tak jauh dariku berdiri.

Ku angkat kamera ku dan mencapture "pemandangan indah" di depanku. Menelisik setiap inchi wajah cantik itu dari balik lensa kamera. Wajah nya yang setengah menegadah menatap langit. Senyuman tipis terulas dari sudut bibir merah cherry nya. Cantik sekali, Aku tak akan pernah bisa berhenti mengagumi sosok itu.

Ada perih saat melihat senyum itu berubah sedih sambil mengusap perutnya yang terlihat besar dan membulat.

Yaa, Yoo jung sedang hamil, mengandung anakku dan sekarang sudah memasuki bulan ke delapan. Tapi belakangan sering kali terjadi perdebatan-perdebatan tak seharusnya yang kuakui itu akibat sikap kekanak- kanakan ku. Bahkan tadi malam aku melakukan itu lagi.

Aku membuang nafas ku pelan dan melangkah menghampiri Yoo jung.
Ku lihat wajah terkejutnya saat mendengar langkahku mendekat dan kemudian melihat kehadiranku.

"Tidakkah terlalu pagi dan dingin untuk berjalan- jalan di taman seperti ini?" aku mempertanyakan itu padanya sambil berlutut menggenggam jemarinya yang dingin.

Yoo jung tersenyum dan menggeleng. 

"Maafkan aku untuk apa yang sudah ku lakukan akhir-akhir ini, aku hanya_"

Kalimatku terpotong. Yoo jung meraih kepalaku dan mengecup lembut dahiku, masih dengan senyumnya.

"Tidak apa, Oppa... Tak ada yang harus dimaafkan, baik aku ataupun dirimu, tak ada yang ingin seperti itu kaan? Aku mengerti, terlalu banyak yang harus kau lakukan, tapi aku malah juga menuntutmu begitu banyak, aku yang harus minta maaf, Oppa" suara lembutnya sungguh membuatku semakin merasa bersalah. Aku sadar dari awal bahwa aku sudah membuatnya melalui banyak hal dan menangis. Harusnya aku tidak melakukan itu lagi.

Ku usap perut Yoo jung lembut " apa dia akan marah padaku? Aku selalu membuat eomma nya menangis"

Terdengar Yoo jung tertawa lirih.
" Dia tidak akan marah, dia anak baik dan menyayangi Appa nya, karena dia tahu Appa nya adalah Laki-laki terbaik yang pernah ada untuknya dan untukku juga" di letakkannya telapak tanganku di perut nya sebelah kiri, dan terasa olehku pergerakan itu disana.

"Lihatlah, dia merindukanmu dan menyayangimu" ucap Yoo jung dengan suara yang tiba-tiba saja bergetar.

"Maafkan aku, Baby... Aku hanya takut. Karena aku masih bertanya-tanya apa cerita ini akan selalu indah? Masih bertanya-tanya seperti apa kita nantinya, aku takut terjadi sesuatu lagi, aku takut kau pergi lagi, aku takut_"

Sekali lagi kata-kataku terpotong, kali ini terbungkam oleh manisnya bibir Yoo jung. Melumat lembut tanpa nafsu, hanya ada rasa sayang yang terlalu yang tersampaikan disana.

"Jangan bicarakan itu, untuk apa membicarakan hal menakutkan seperti itu. Lagi pula kemana aku akan pergi, jika rumah tempatku pulang ada disini" ucapnya ketika tautan kami terlepas. Kening kami masih menyatu dan bisa kurasakan hangat hembusan nafasnya.

Ah, aku sangat mencintai wanitaku ini, apa yang akan kulakuka jika aku harus kehilangannya lagi. Apa yang akan terjadi padaku jika itu benar terjadi.

Kondisinya yang rapuh akibat kehamilan yang bermasalah "lagi" membuat pikiranku kacau oleh ketakutan-ketakutan yang mungkin berlebihan.

Bahkan sempat terpikir bahwa diriku lebih memilih tak menginginkan bayi itu, jika aku harus kehilangan Yoo jung.

"Astaga, Oppa... Jangan mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu seperti itu, aku memang tidak bisa melahirkan normal, tapi aku masih bisa operasi, dan aku tidak akan mati hanya karena itu, kau tahu berapa banyak ibu dan bayi yang selamat dalam persalinan lewat operasi? Jadi tidak perlu takut, hm?" Yoo jung mencoba menghibur dan menguatkanku.

Aku tersenyum dan mengangguk, sambil mengusap pipinya yang memerah oleh udara dingin. Sekalipun khawatir di hatiku masih tak sepenuhnya hilang.

Kulihat senyum lebar di wajah cantik itu yang membuatku tak bisa menahan diri untuk memberikan kecupan pada pipi yang kini gembil itu.

"Oppa!" pekikan protes itu ku dengar ketika tubuhnya ku angkat dari tempatnya duduk.

"Terlalu dingin disini, sayang... Aku tak ingin terjadi sesuatu dengan kalian berdua, diamlah jika tak ingin aku khawatir" tegasku.

Yoo jung yang tadinya akan melontarkan protes tersenyum simpul, mengeratkan tangannya yang mengalung di leherku dan menyamankan kepalanya di bahuku.

"Aku mencintaimu, Oppa"

"Aku juga, aku juga mencintaimu, sayang"

*****

Ehehe, pendek yaa.. Masa bodo...
Cuma pengen gini aja...
Di base dari SCENERY nya Mphii

Semoga suka...

HURT (Sudah End)Where stories live. Discover now